Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Indonesia belakangan ini menjadi perhatian publik, terutama terkait dengan tanggung jawab biaya perawatan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, menegaskan bahwa biaya pengobatan untuk pasien keracunan MBG dapat ditanggung oleh pihak BPJS, tetapi dengan beberapa syarat tertentu.
Menurut Prof. Ghufron, selama insiden keracunan tersebut tidak diklasifikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB), biaya perawatan bisa ditanggung. “Sepanjang tidak ada deklarasi bahwa itu terkait dengan KLB, maka ditanggung. Jika KLB lokal, tanggung jawabnya ada pada pemerintah daerah,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 9 Oktober 2025. Hal ini mengindikasikan bahwa BPJS Kesehatan memiliki batasan kewenangan dalam menanggung biaya perawatan berdasarkan kategori kejadian yang terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa manfaat penjaminan biaya perawatan ini hanya berlaku bagi peserta BPJS Kesehatan. "BPJS Kesehatan hanya menjamin peserta BPJS. Jika bukan peserta BPJS, tidak dijamin oleh BPJS," tambahnya. Ini menjadi relevansi bagi masyarakat untuk memastikan bahwa mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan agar mendapatkan perlindungan.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan lonjakan kasus keracunan yang signifikan. Hingga pertengahan September 2025, tercatat 60 kejadian luar biasa dengan sekitar 5.207 orang mengalami keracunan akibat menu MBG. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga memastikan bahwa data tentang keracunan MBG akan dibuka kepada publik melalui Badan Gizi Nasional (BGN). “Data ini kami kumpulkan secara harian melalui jaringan puskesmas di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Melihat tren keracunan yang meningkat, upaya mitigasi sangat diperlukan. Masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dari program MBG. Pengawasan terhadap penyediaan makanan menjadi salah satu langkah preventif yang bisa diambil untuk menghindari insiden yang lebih banyak di kemudian hari.
Kepedulian Pemerintah dan Upaya Perbaikan
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang melakukan evaluasi terhadap program MBG, guna memastikan bahwa semua makanan yang disajikan memenuhi standar keamanan dan kesehatan. Selain itu, pelibatan masyarakat dalam memberikan umpan balik terkait program ini menjadi sangat penting untuk perbaikan ke depan.
Sebagai langkah pencegahan, sosialisasi mengenai pentingnya kontrol kualitas makanan di sekolah-sekolah dan pelatihan bagi penyuluh gizi perlu ditingkatkan. Dengan demikian, risiko keracunan bisa diminimalkan dan kualitas gizi yang didapatkan oleh anak-anak dapat terjaga.
Respons dan Harapan Masyarakat
Di tengah situasi ini, masyarakat berharap agar BPJS Kesehatan dapat terus memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama dalam kasus darurat seperti keracunan makanan. Ketersediaan informasi terkait kesehatan juga dinilai sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan ketika menghadapi situasi keracunan.
Keterlibatan berbagai elemen mulai dari pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat perlu menjadi bagian integral dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua. Dalam jangka panjang, harapan ini akan membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Melalui kerjasama yang kuat dan komitmen dari semua pihak, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih baik dan lebih aman, menyediakan gizi yang berkualitas tanpa risiko keracunan bagi anak-anak.
Source: health.detik.com





