
Pernahkah Anda mendengar bahwa mengonsumsi banyak telur bisa menyebabkan bisulan? Mitos ini cukup populer di kalangan masyarakat dan seringkali membuat orang ragu untuk menikmati telur dalam jumlah yang banyak. Namun, apa sebenarnya kebenaran di balik anggapan ini?
Bisul umumnya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyerang folikel rambut atau kelenjar minyak di kulit, bukan karena makanan yang dikonsumsi. Menurut dr. Dion Haryadi, seorang praktisi kesehatan, tidak ada bukti medis yang mengaitkan konsumsi telur dengan munculnya bisul. “Bisul itu disebabkan infeksi bakteri kulit. Jadi sebenarnya makan telur tidak ada hubungannya dengan bisulan,” ungkap dr. Dion dalam sebuah postingan di media sosial.
Penyebab utama bisul sering kali terkait dengan kebersihan dan kelembapan area kulit. Daerah yang kurang bersih atau sering lembap lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan pribadi menjadi lebih penting dibandingkan membatasi konsumsi telur. Dr. Dion menekankan pentingnya kebiasaan mencuci tangan dan mandi secara teratur untuk mengurangi risiko infeksi bakteri penyebab bisul.
Dalam hal nutrisi, telur merupakan sumber protein yang baik dan mengandung sekitar 74 kalori, 5 gram lemak, dan 6 gram protein per butirnya. Makanan ini dapat menjadi bagian penting dari diet sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Namun, ada beberapa orang yang mungkin mengalami alergi terhadap protein telur. Gejala alergi ini bisa muncul dalam bentuk gatal, bentol, atau kemerahan di kulit setelah mengonsumsi telur. Bagi mereka yang memiliki riwayat alergi, dr. Dion menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Seiring dengan meningkatnya informasi tentang kesehatan, penting untuk tidak terpaku pada mitos yang beredar. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi telur dan meningkatnya risiko bisul. Sebaliknya, pola makan seimbang dan hidup sehat lebih berpengaruh pada kesehatan kulit dan mencegah masalah seperti bisul.
Namun, masih ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan dalam pola makan. Asupan protein dari berbagai sumber, termasuk telur, harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, memperhatikan cara memasak dan kualitas telur juga dapat memengaruhi kesehatan. Memilih telur organik atau bebas hormon dapat menjadi pilihan yang lebih baik bagi sebagian orang.
Di Indonesia, banyak masyarakat yang cara bepergian dan gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko terkena bisul. Oleh karena itu, memperhatikan faktor-faktor lain seperti pola hidup bersih, mengontrol stres, dan mengonsumsi makanan bergizi sangat disarankan.
Satu hal yang masih menjadi perhatian di kalangan ahli gizi adalah pentingnya edukasi mengenai makanan sehat dan mitos yang keliru. Misunderstanding seperti ini dapat menyebabkan pola makan yang tidak sehat dan penghindaran terhadap makanan bergizi, termasuk telur, yang sebenarnya memiliki banyak manfaat.
Keterlibatan masyarakat dalam upaya mengedukasi satu sama lain mengenai fakta-fakta di balik makanan sehat seperti telur diharapkan dapat mengurangi kesalahpahaman. Semoga dengan informasi yang akurat ini, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait pola makan dan kesehatan mereka.
Source: women.okezone.com





