DKI Jakarta: Dinkes Catat 1,9 Juta Kasus ISPA hingga Oktober 2025

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat total 1.966.308 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jakarta dari Januari hingga Oktober 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus, terutama sejak Juli 2025. Menurut Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati, ISPA banyak terjadi akibat percikan droplet dan partikel aerosol yang menyebabkannya mudah menular di lingkungan dengan kualitas udara yang kurang baik.

Ani menjelaskan bahwa gejala ISPA umumnya meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, serta gejala tambahan seperti hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak. Untuk kasus yang lebih parah, penderita dapat mengalami sesak napas yang memerlukan penanganan medis segera. Sebagai salah satu penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di puskesmas, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala dan segera mendapatkan perawatan jika mengalami tanda-tanda ISPA.

Meskipun terjadi penambahan kasus, Ani menegaskan bahwa situasi ini masih dapat dikendalikan. “Kasus ISPA tidak menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dan masih dalam kendali kami serta fasilitas kesehatan di DKI,” ungkapnya. Saat ini, Dinkes DKI telah mempersiapkan 292 puskesmas pembantu dan 44 puskesmas yang beroperasi selama 24 jam. Ani mengingatkan masyarakat agar tidak ragu untuk berobat ke fasilitas kesehatan jika merasakan gejala yang mengkhawatirkan, demi deteksi dini penyakit.

Kondisi cuaca dan iklim berperan dalam fluktuasi kasus ISPA. Dengan curah hujan yang meningkat menjelang akhir tahun, Dinkes DKI terus memantau kemungkinan peningkatan kasus. Menurut statistik, suhu dan kelembapan yang tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroba dan efektifitas penularan virus. Oleh karena itu, Dinkes DKI merekomendasikan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi sebagai langkah pencegahan.

Langkah preventif juga meliputi advokasi penggunaan masker di wilayah-wilayah dengan tingkat polusi tinggi ataupun saat berada di kerumunan. Dinkes DKI berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan pernapasan, terutama selama musim pancaroba. Kampanye edukasi tentang cara menjaga kesehatan pernapasan diharapkan dapat menekan angka penyebaran infeksi pernapasan ini.

“Meskipun ISPA adalah kondisi umum yang sering terjadi, kita tidak boleh mengabaikannya. Kesadaran dan tindakan pencegahan bisa sangat membantu dalam menjaga kesehatan masyarakat,” tambah Ani.

Data terbaru menunjukkan bahwa sektor kesehatan di Jakarta sedang berupaya memperkuat fasilitas kesehatan untuk menangani kasus yang muncul. Pemerintah DKI Pekan ini telah meresmikan serangkaian program baru untuk mendukung puskesmas dalam memberikan layanan pengobatan yang lebih baik. Melalui upaya ini, diharapkan angka kesakitan dapat ditekan lebih lanjut dan kecepatan penanganan kasus dapat ditingkatkan.

Masyarakat diimbau untuk aktif mengecek kesehatan mereka dan tidak menunda-nunda kunjungan ke puskesmas jika merasakan gejala yang mencurigakan. Pencatatan kasus ISPA yang mencapai hampir dua juta menunjukkan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kesehatan.

Dalam konteks yang lebih luas, penanganan kasus ISPA menjadi bagian dari perhatian pemerintah untuk menjaga kesehatan publik di tengah tantangan kualitas udara yang terus mempengaruhi kesehatan masyarakat. Diharapkan, dengan sinergi antara pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat, kita dapat mengurangi dampak dari infeksi saluran pernapasan akurat ini di masa mendatang.

Source: women.okezone.com

Berita Terkait

Back to top button