Mengenal Infeksi Darah yang Menghantui Ibu Suri Thailand Sebelum Wafat

Ibu Suri Thailand, Sirikit Kitiyakara, meninggal pada usia 93 tahun setelah menderita infeksi darah yang serius. Menurut Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand, Ratu Sirikit meninggal di sebuah rumah sakit di Bangkok pada 24 Oktober 2025, setelah dirawat sejak 17 Oktober 2025. Kabar ini mengagetkan banyak pihak, terutama mengingat pengaruh serta kontribusi beliau terhadap masyarakat Thailand.

Infeksi darah, yang juga dikenal sebagai sepsis, adalah kondisi medis yang berpotensi mengancam jiwa. Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon infeksi dengan cara yang ekstrem, melepaskan protein dan zat kimia untuk memerangi infeksi. Namun, respons ini bisa terus berkembang menjadi peradangan luas yang merusak jaringan dan organ. Dalam kasus Ratu Sirikit, sepsis mungkin adalah penyebab utama yang menyebabkan kondisi kesehatannya menurun drastis.

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), gejala umum sepsis meliputi demam, menggigil, sulit bernapas, detak jantung yang cepat, nyeri hebat, dan kulit yang berkeringat serta lembap. Gejala ini dapat mengintensif dan sulit dikenali, terutama pada pasien lanjut usia. Hal ini penting untuk dicatat, mengingat bahwa Ibu Suri termasuk dalam kelompok rentan, yaitu orang berusia di atas 65 tahun yang memiliki risiko tinggi terhadap infeksi semacam ini.

Sepsis sendiri dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan keparahannya: sepsis biasa, sepsis berat, dan syok septik. Dalam banyak kasus, deteksi dan pengobatan yang cepat dapat membantu meningkatkan peluang pasien untuk pulih. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, seperti yang terjadi pada Ibu Suri, kondisi yang sudah parah dapat membawa konsekuensi yang fatal.

Selama masa hidupnya, Ratu Sirikit dikenal sebagai sosok penting dalam dunia sosial dan kesehatan di Thailand. Beliau tidak hanya berkontribusi dalam program-program kesehatan tetapi juga memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak. Ketulusan dan dedikasi beliau terhadap masyarakat sering kali menjadi teladan bagi banyak orang.

Melihat kembali pada kondisi kesehatan Ibu Suri, penting untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang sepsis, terutama di kalangan orang lanjut usia. Sebuah penelitian yang ditinjau oleh Dr. Darragh O’Carroll, MD, menyebutkan bahwa populasi lansia memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi yang dapat berujung pada sepsis. Ini menunjukkan perlunya pemeriksaan kesehatan yang lebih rutin serta edukasi masyarakat tentang tanda-tanda dan gejala infeksi.

Dari aspek medis, upaya pencegahan sepsis sangatlah penting. Hal ini meliputi menjaga kebersihan, vaksinasi untuk infeksi tertentu, dan pengelolaan penyakit kronis yang bisa menambah risiko. Masyarakat perlu lebih waspada serta proaktif dalam mencari pertolongan medis ketika gejala-gejala awal sepsis muncul.

Peninggalan Ibu Suri Thailand akan selalu dikenang oleh masyarakatnya. Selain sebagai seorang ratu, beliau adalah seorang pelopor dalam bidang kesehatan dan pemberdayaan sosial. Kematian beliau merupakan kehilangan besar bagi negara Thailand, yang telah melihat banyak perubahan dan kemajuan selama masa pemerintahannya.

Kesehatan dan keselamatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan penyakit seperti sepsis, harus menjadi fokus utama bagi semua pihak. Dalam rangka menghormati warisan Ibu Suri, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk meningkatkan pemahaman dan pencegahan terhadap infeksi berbahaya ini. Kematian Ibu Suri menjadi pengingat bahwa kita harus terus memberikan perhatian pada kesehatan, terutama bagi orang-orang yang paling rentan.

Source: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button