Anak Rewel setelah Minum Susu? Kenali Tanda Alergi dan Solusinya!

Anak yang rewel setelah minum susu bisa jadi tanda adanya alergi susu sapi, yang merupakan salah satu alergi makanan paling umum pada bayi dan anak-anak. Mengetahui gejala dan penyebabnya sangat penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan anak serta memastikan mereka tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Penyebab Alergi Susu Sapi

Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi, seperti kasein dan whey. Pada anak dengan riwayat alergi dalam keluarga—seperti alergi makanan, asma, atau eksim—risiko untuk mengalami reaksi alergi terhadap susu sapi meningkat. Paparan susu sapi pada usia terlalu dini juga dapat memicu munculnya alergi.

Gejala alergi ini bisa muncul dalam waktu singkat setelah anak mengonsumsi susu atau produk olahannya, seperti keju atau yoghurt. Oleh karena itu, perhatian terhadap perilaku dan kondisi anak setelah minum susu sangat diperlukan.

Gejala Alergi Susu Sapi yang Perlu Dikenali

Tanda-tanda alergi susu pada anak bervariasi, bergantung pada sensitivitas individu. Gejala umum yang mungkin muncul meliputi:

  1. Kulit: Ruam kemerahan, bentol, gatal, atau pembengkakan di sekitar bibir dan wajah.
  2. Pencernaan: Muntah, diare, kembung, atau sakit perut.
  3. Pernapasan: Batuk, pilek, mengi, atau sesak napas.

Dalam kasus yang lebih serius, alergi susu bisa berlanjut ke kondisi darurat yang disebut anafilaksis, yang ditandai dengan kesulitan bernapas, wajah yang membengkak, dan bahkan penurunan kesadaran. Kondisi ini mendesak untuk mendapatkan pertolongan medis segera.

Dampak Alergi Susu Sapi Jika Tidak Ditangani

Apabila alergi susu sapi tidak dikenali dan diobati, bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Kekurangan gizi: Menghindari susu tanpa pengganti yang tepat bisa menyebabkan kekurangan gizi.
  • Gangguan pencernaan: Reaksi alergi yang berulang dapat menyebabkan peradangan.
  • Hambatan pertumbuhan: Asupan kalsium, zat besi, dan vitamin D yang tidak mencukupi dapat mengganggu pertumbuhan anak.

Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter menjadi langkah penting untuk merencanakan diet yang sesuai dan memastikan kecukupan nutrisi.

Penanganan Alergi Susu Sapi yang Tepat

Menghindari semua produk susu sapi dan turunannya adalah kunci utama dalam menangani alergi ini. Ini juga mencakup makanan olahan seperti roti, biskuit, dan saus yang sering mengandung whey atau protein susu tersembunyi.

Bayi yang menyusui harus diperhatikan pola makan ibu. Mengurangi atau menghindari susu sapi dapat mengurangi kemungkinan alergen masuk melalui ASI. Untuk bayi yang membutuhkan susu formula, dokter dapat merekomendasikan alternatif seperti formula hidrolisat yang lebih mudah dicerna atau formula berbasis kedelai, asalkan tidak ada alergi terhadap protein kedelai.

Kesimpulan Akhir

Mengenali dan menangani alergi susu sapi pada anak sejak dini berpotensi mengurangi dampak negatifnya. Dengan pemantauan rutin dan konsultasi berkala dengan tenaga medis, anak dapat tumbuh dengan sehat dan aktif. Alergi, jika dikelola dengan baik, tidak akan menghalangi mereka untuk menikmati kehidupan yang penuh warna dan kebahagiaan. Orang tua disarankan untuk senantiasa waspada terhadap gejala yang muncul dan melakukan pendekatan proaktif dalam mengelola kebutuhan nutrisi dan kesehatan anak.

Source: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button