
Ibu Timothy Anugerah, Sharon, memberikan klarifikasi mengenai kondisi mental putranya yang meninggal dunia, menegaskan bahwa Timothy tidak mengalami gangguan mental. Dalam pengakuannya, Sharon menjelaskan bahwa Timothy memiliki riwayat masalah pendengaran dan pernah mengalami speech delay saat masa kecilnya, tetapi ia merasa penting untuk menggarisbawahi bahwa ini tidak menunjukkan adanya masalah mental.
Dalam wawancara di kanal YouTube Denny Sumargo, Sharon mengatakan, "Memang di rumah sakit, saya sempat sampaikan riwayatnya Timmy itu dalam konteks dokter harus tahu semuanya kalau misalnya mau operasi. Bukan dalam konteks menyatakan ini anak punya masalah mental." Ia menjelaskan bahwa selama menjalani perawatan karena gangguan pendengaran, Timothy juga sempat dibawa ke psikolog untuk mendapatkan bantuan ketika menghadapi perundungan di sekolah.
Timothy mengalami perundungan selama masa kecil dan remajanya, yang menyebabkan Sharon memutuskan untuk rutin mengunjunginya ke psikolog. Ia ingin anaknya belajar cara menghadapi pengalaman buruk tersebut. Sharon menambahkan, "Kalau Timmy dibilang di-bully selama kuliah, saya pikir nggak. Dia itu bertahun-tahun belajar bagaimana merespons terhadap bullying." Hal ini menunjukkan bahwa meski mengalami tantangan, Timothy mampu beradaptasi dan mengelola situasi sulit yang ia hadapi.
Sharon juga berbagi pandangannya tentang perundung anaknya. Meski merasa sakit hati dengan pengalaman yang dialami Timothy, ia memilih untuk memaafkan mereka. “Yang Tante ingin lihat adalah mereka jadi orang benar, membantu orang lain, dan hidup dalam hikmat Tuhan,” ujar Sharon dengan penuh harapan. Ia bahkan menganggap para perundung sebagai bagian dari kehidupannya, dan meminta mereka untuk menjaga komunikasi dengan dirinya.
Keputusan Sharon untuk berdamai dengan masa lalu ini mencerminkan sikap yang positif dan penuh kasih. Dalam pandangannya, perdamaian dan pengampunan dapat membantu semua pihak untuk tumbuh dan berkembang, meski situasi yang ada sempat menyakitkan. Sementara itu, masyarakat masih mempertanyakan efek dari perundungan terhadap kesehatan mental, terutama pada anak-anak, yang terus menjadi topik penting untuk diperbincangkan.
Timothy, yang dikenal dekat dengan teman-teman dan keluarganya, ditinggalkan dengan banyak kenangan indah. Menurut Sharon, ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Timothy. Jika ditelusuri lebih dalam, kisah Timothy tidak hanya menggambarkan realitas pahit dari bullying, tetapi juga menunjukkan kekuatan kasih seorang ibu dan kehendak untuk memaafkan.
Kondisi kesehatan mental anak-anak menjadi perhatian serius di era modern ini. Banyak orang tua, seperti Sharon, aktif mencari solusi untuk membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan. Penyuluhan tentang pentingnya kesehatan mental dan dukungan psikologis sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak merasa sendirian dalam menghadapi bullying atau masalah mereka.
Dalam konteks lebih luas, kasus Timothy mencerminkan tantangan yang harus dihadapi oleh banyak anak muda di Indonesia. Dalam mencari cara untuk mengatasi masalah perundungan, pendekatan inklusif dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar adalah kunci untuk menciptakan kesehatan mental yang baik. Sementara perundungan menjadi ancaman nyata, pemahaman dan dukungan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak.
Sharon berharap bahwa pengalaman hidup putranya bisa dijadikan pelajaran. Dia ingin masyarakat lebih sadar akan dampak perundungan dan melakukan langkah nyata untuk mencegahnya. Harapannya, dengan lebih banyak komunikasi dan perhatian terhadap masalah ini, anak-anak di masa mendatang bisa menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bermakna.
Source: women.okezone.com





