Fenomena Kematian Jantung Mendadak di Usia 30-an: Apa Saja Pemicunya?

Kematian jantung mendadak (SCD) semakin banyak terjadi pada individu berusia 30-an tahun. Hal ini menjadi perhatian serius di dunia medis, terutama karena usia ini seharusnya menjadi fase aktif yang jauh dari risiko kematian akibat penyakit jantung. Menurut Dr. M. Yamin dari Brawijaya Hospital, saat ini kematian mendadak ini terbagi berdasarkan dua kelompok umur. Penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi, terutama pada orang-orang muda.

Di bawah usia 35 tahun, penyebab utama SCD umumnya terkait dengan kelainan genetik. Dokter Yamin menjelaskan bahwa kelainan pada saluran ion yang mengatur kelistrikan jantung menjadi salah satu penyebabnya. "Kanal ion ini mengalami gangguan, yang bisa menyebabkan kondisi ‘konslet’," ujarnya. Selain itu, kelainan pada otot jantung, seperti kardiomiopati hipertrofik, juga sering ditemukan. "Otot jantung yang kuat sejak lahir bisa menyebabkan risiko serangan jantung."

Selain itu, ada juga kemungkinan masalah anatomi pembuluh darah koroner, yang dapat menempatkan jantung dalam posisi berisiko saat kontraksi. Masalah-masalah ini mendasari tren meningkatnya kematian jantung mendadak di kalangan usia muda.

SCD di Atas Usia 35 Tahun
Setelah melewati usia 35 tahun, penyebab SCD beralih ke penyakit jantung koroner (PJK). PJK terjadi ketika arteri koroner mengalami penyumbatan yang menghambat aliran darah ke otot jantung. Dr. Yamin menegaskan bahwa faktor risiko untuk kondisi ini adalah faktor tradisional, termasuk obesitas, hipertensi, diabetes, dan gaya hidup sedentari.

"Inilah mengapa pentingnya menjaga pola hidup sehat," lanjutnya. Gaya hidup yang buruk sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung. Kajian menunjukkan bahwa tren PJK menurun di kalangan orang di bawah 40 tahun. Ini menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup, seperti diet yang baik dan olahraga teratur, dapat berpengaruh signifikan.

Faktor Risiko yang Perlu Dikenali
Berikut adalah beberapa faktor risiko SCD di kalangan usia muda dan dewasa:

  1. Kelainan Genetik:

    • Gangguan pada saluran ion jantung.
    • Kardiomiopati hipertrofik.
  2. Penyakit Jantung Koroner:

    • Sumbatan arteri koroner.
    • Risiko tinggi dengan diabetes dan hipertensi.
  3. Faktor Gaya Hidup:
    • Kebiasaan merokok.
    • Obesitas dan kurang olahraga.
    • Stres yang berkepanjangan.

Faktor-faktor ini bisa saling terhubung. Misalnya, seseorang yang memiliki kelainan genetik mungkin lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari gaya hidup yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin serta menerapkan pola hidup sehat sejak usia muda.

Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini dalam bentuk pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah langkah yang sangat dianjurkan. Dengan mengetahui kondisi kesehatan jantung, seseorang dapat mengambil tindakan pencegahan dengan lebih tepat. Pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) atau tes stres dapat membantu mendeteksi kelainan sebelum menjadi darurat.

Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan jantung, diharapkan lebih banyak individu dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga porsi jantung mereka. Kesadaran akan gejala penyakit jantung dan risikonya harus ditingkatkan, terutama di kalangan generasi muda. Dengan begitu, kematian jantung mendadak dapat dihindari atau diminimalisir.

Menghadapi kenyataan bahwa SCD dapat terjadi di usia yang lebih muda, masyarakat perlu lebih waspada. Setiap individu harus menyadari pentingnya gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin. Kebangkitan kesadaran tentang kesehatan jantung di kalangan generasi muda menjadi prioritas agar tidak ada lagi yang harus menghadapi tragedi kematian mendadak.

Baca selengkapnya di: health.detik.com

Berita Terkait

Back to top button