Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja memberikan persetujuan untuk uji klinik Fase I vaksin tuberkulosis (TB) inhalasi AdTB105K. Ini adalah langkah awal yang signifikan dalam pengembangan vaksin TB yang inovatif. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengatakan bahwa inovasi sangat penting dalam memerangi penyakit menular ini.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa TB masih merupakan salah satu penyebab utama kematian global. Pada tahun 2024, terdapat lebih dari 10,6 juta kasus baru TB dan lebih dari 1 juta orang meninggal karena penyakit ini. Indonesia berada di urutan kedua di dunia dengan beban TB terbanyak, setelah India. Diperkirakan ada lebih dari 1 juta kasus TB di Indonesia dengan sekitar 125.000 kematian per tahun.
BPOM berkomitmen untuk mendukung setiap tahap pengembangan vaksin ini. Taruna menjelaskan bahwa mereka memastikan bahwa setiap proses pengembangan mengikuti standar keamanan dan etika yang ketat. Vaksin AdTB105K menggunakan vektor adenovirus tipe 5 yang telah dimodifikasi untuk mengandung protein fusi dari Mycobacterium tuberculosis serta tiga antigen utama.
Vaksin ini diberikan melalui inhalasi, yang diharapkan dapat memicu respons imun yang lebih baik pada saluran pernapasan. Dengan begitu, vaksin ini berpotensi memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap infeksi TB. Pada 14 Mei 2025, BPOM menerbitkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik untuk vaksin ini.
Sebelum pelaksanaan uji klinik, BPOM juga melakukan inspeksi untuk memastikan kesiapan fasilitas dan tenaga kerja. Ini dilakukan pada tanggal 6 hingga 7 Oktober 2025 dan penting untuk memastikan bahwa semua kriteria mutu dan keamanan sudah terpenuhi. Mengingat vaksin ini merupakan produk “first-in-human”, langkah ini sangat krusial.
Uji klinik Fase I akan melibatkan 36 subjek dewasa sehat berusia antara 18 hingga 49 tahun. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin. Masa pemantauan akan berlangsung selama enam bulan setelah pemberian dosis tunggal.
“Harapan kami, uji klinik ini akan menghasilkan data yang solid. Ini merupakan langkah menuju kemandirian Indonesia dalam inovasi vaksin TB,” ujar Taruna. Upaya untuk mengembangkan vaksin ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Indonesia serta dunia.
Inovasi dalam pengembangan vaksin adalah langkah penting dalam mengatasi tantangan kesehatan global, khususnya dalam konteks TB. Dengan lebih banyak vaksin yang tersedia di pasar, diharapkan prevalensi TB dapat menurun drastis. Ini tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga membantu dalam menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Pengembangan vaksin yang baik akan melibatkan kerjasama banyak pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat. Masyarakat juga perlu disiapkan untuk menerima vaksin ini di masa depan. Dengan informasi yang tepat dan akurat, publik akan lebih memahami pentingnya vaksinasi dalam menciptakan herd immunity.
Pengembangan vaksin TB inhalasi ini menjadi harapan baru bagi banyak pihak. Ini adalah salah satu langkah penting bagi Indonesia dalam memerangi TB. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai sektor, upaya ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com




