Sebuah perusahaan dari Shenzhen, China, Lonvi Biosciences, kini tengah berambisi mengembangkan ‘pil panjang umur’. Obat ini dirancang untuk memungkinkan manusia hidup lebih dari 100 tahun. “Hidup sampai 150 tahun itu jelas realistis,” ujar kepala teknologi perusahaan, Lyu Qinghua. Ia percaya bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan, perpanjangan usia bukanlah hal mustahil.
Obsesi China terhadap pencarian obat panjang umur bukanlah hal baru. Sejarah mencatat bahwa upaya tersebut sudah dimulai sejak zaman kaisar pertama, Qin Shi Huang, yang berusaha menemukan ramuan untuk memperpanjang hidup. Namun, setelah semua usaha tersebut, sang kaisar meninggal dunia di usia 49 tahun karena kemungkinan keracunan merkuri dari obat yang digunakan.
Sejak saat itu, pencarian umur panjang sering kali dianggap sebagai bagian dari pseudosains. Namun, dengan investasi besar dari pemerintah dan minat tinggi di masyarakat, penelitian ini kini telah menjadi cabang ilmu kedokteran yang sah. China menetapkan industri umur panjang sebagai prioritas nasional. Negara ini menggelontorkan miliaran dana untuk riset dan pengembangan dalam bidang ini.
Di tengah upaya tersebut, angka harapan hidup di China saat ini mencapai 79 tahun, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Meski jauh di bawah Jepang yang mencatat harapan hidup hampir 85 tahun, kondisi ini menunjukkan potensi pasar yang besar untuk produk kesehatan dan suplemen terkait umur panjang.
Berdasarkan penelitian terkini, senyawa alami bernama procyanidin C1 (PCC1) yang diambil dari biji anggur berhasil menunjukkan kemampuan untuk memperpanjang usia tikus. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Metabolism, tikus yang diberi PCC1 dapat hidup lebih lama. Namun, jurnal tersebut sempat mengeluarkan peringatan akan ‘kesalahan data’ meski tidak mencabut artikelnya. Terlepas dari itu, penelitian lanjutan dari berbagai institusi masih mendukung klaim awal tersebut.
Kini tantangan besar bagi Lonvi adalah menerapkan hasil penelitian ini pada manusia. Biji anggur sudah dikenal sebagai makanan kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk dalam pengobatan tradisional China. Namun, Lonvi mengklaim telah mengisolasi molekul yang dapat membunuh sel-sel tua, atau yang mereka sebut sebagai ‘sel zombie’. Sel-sel ini tidak berfungsi dengan baik dan dapat merusak sel sehat di dalam tubuh.
Perusahaan ini mengklaim telah menemukan cara untuk memproduksi senyawa tersebut dalam bentuk kapsul dengan konsentrasi tinggi. Mereka berpendapat bahwa jika pil ini dikombinasikan dengan gaya hidup sehat, manusia dapat memiliki potensi hidup lebih dari 100 tahun. Lonvi menggandeng berbagai ahli dan institusi untuk mendalami dan mengembangkan penelitian tersebut.
Pengembangan ‘pil panjang umur’ bukan hanya sekadar produk inovasi, ini adalah cerminan dari ambisi China untuk bersaing di bidang bioteknologi dan kesehatan global. Lonvi berusaha untuk menjadi pelopor di industri ini, bersamaan dengan munculnya minat yang meningkat di kalangan masyarakat.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, harapan untuk hidup lebih lama tampaknya menjadi semakin realistis. China menjalankan agenda ambisius dalam pengembangan kesehatan dan bioteknologi. Perusahaan seperti Lonvi tidak hanya bertujuan memperpanjang kehidupan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup manusia dengan cara yang lebih sehat.
Inovasi dalam bidang kesehatan seperti ini menunjukkan bagaimana teknologi dan penelitian dapat saling berkolaborasi untuk membentuk masa depan. Meski perjalanan menuju menemukan ‘pil panjang umur’ masih panjang, riset terus dilakukan dengan harapan memberikan solusi yang tidak hanya menjanjikan umur panjang, tetapi juga kesehatan yang lebih baik.
Baca selengkapnya di: health.detik.com




