Menopause dan Risiko Demensia: Mengapa Perubahan Hormon Tak Layak Diabaikan?

Menopause adalah fase alami dalam hidup perempuan, yang berdampak lebih jauh dari sekadar hilangnya siklus menstruasi. Dalam periode ini, risiko untuk mengalami gangguan kognitif meningkat secara signifikan. Penurunan hormon estrogen yang terjadi selama menopause menjadi salah satu penyebab utama. Hormon ini berperan penting dalam menjaga fungsi otak, memori, dan konsentrasi.

Dr. Febby Astari, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, menekankan bahwa estrogen memiliki manfaat neuroprotektif yang krusial bagi kesehatan otak. Ketika kadar estrogen menurun, metabolisme otak bisa melambat, membuat fungsi kognitif terpengaruh. Banyak perempuan yang mengalami gejala seperti mudah lupa, kesulitan konsentrasi, hingga perasaan bingung atau "brain fog" selama fase pre-menopause dan pascamenopause. Jika keluhan ini tidak ditangani, dapat berkembang menjadi gangguan kognitif lebih serius.

Penting untuk memahami bahwa waktu terjadinya menopause sering dipengaruhi oleh gaya hidup yang dijalani sebelumnya. Pola tidur yang tidak teratur, nutrisi yang kurang baik, stres yang tinggi, dan kurangnya olahraga, semua dapat memperburuk risiko gangguan kognitif. Oleh karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan jauh sebelum menopause ini terjadi.

Pendekatan Gaya Hidup Sehat

  1. Nutrisi yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan otak. Perempuan disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan dan omega-3.

  2. Tidur berkualitas juga memengaruhi kesehatan otak. Sebaiknya, hapuskan kebiasaan begadang dan prioritaskan waktu tidur yang cukup.

  3. Manajemen stres harus dilakukan dengan cara yang efektif, seperti mindfulness atau teknik relaksasi.

  4. Aktivitas fisik teratur, seperti olahraga, sangat dianjurkan. Olahraga diketahui meningkatkan aliran darah ke otak, memperbaiki metabolisme, dan mendukung neuroplastisitas.

Olahraga seperti Pilates direkomendasikan karena membantu meningkatkan fleksibilitas serta postur tubuh. Pendekatan ini juga memungkinkan perempuan untuk berlatih dengan cara yang lebih terkontrol dan aman.

Dukungan Medis Modern

Menanggapi kenaikan risiko demensia pada perempuan, Seraphim Medical Center memperkenalkan layanan Transcranial Pulse Stimulation (TPS). Layanan ini adalah metode non-invasif yang bertujuan untuk mencegah gangguan kognitif. Seraphim telah menjadi yang pertama di Indonesia dalam penerapan teknologi ini.

Dalam acara peluncuran layanan TPS bernama "Bebas Demensia di Usia Emas – Otak Sehat untuk Hidup Berkualitas", Nian Kurniawati menekankan bahwa menjaga kesehatan otak merupakan kebutuhan, bukan hanya pilihan. Perempuan sangat berperan dalam keluarga dan masyarakat; menjaga kesehatan otak memungkinkan mereka tetap produktif dan berdaya.

Seraphim Medical Center juga menyediakan pendekatan personal dan holistik. Layanan ini menggabungkan konsultasi menyeluruh, program latihan yang sesuai, nutrisi tepat, dan dukungan teknologi medis. Setiap individu memiliki kebutuhan unik yang harus dipenuhi untuk optimalisasi kesehatan otaknya.

Dr. Nahum, spesialis kedokteran olahraga, menyatakan bahwa pencegahan gangguan kognitif harus disesuaikan dengan masing-masing individu. Melalui kombinasi gaya hidup sehat, teknik wellness, dan teknologi modern, perempuan berharap dapat menghadapi masa menopause dengan lebih baik.

Dengan demikian, memahami dan menangani masalah menopause serta risiko demensia merupakan langkah penting bagi setiap perempuan. Memperhatikan kesehatan otak di usia emas memberikan kesempatan untuk mempertahankan kemandirian dan mengoptimalkan kualitas hidup. Menjaga kesehatan otak bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan untuk menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna.

Berita Terkait

Back to top button