Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK) baru-baru ini menggelar rapat koordinasi lintas kementerian untuk menangani masalah kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL). Menteri Koordinator Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa penanganan ODOL menjadi sangat penting karena dampaknya yang serius terhadap keselamatan dan infrastruktur di Indonesia.
AHY menjelaskan bahwa persoalan ODOL bukanlah hal baru, namun dampaknya terus terlihat di lapangan. “Setelah sekian belas tahun, berbagai upaya untuk menangani ODOL kerap menemui hambatan, tidak hanya dalam penertiban tetapi juga di tataran kebijakan,” ujarnya saat pertemuan di Jakarta pada 16 Juli 2025. Ia menegaskan pentingnya koordinasi antara kementerian untuk mencapai solusi yang efektif, sehingga masalah yang telah berlangsung lama ini dapat diselesaikan.
Salah satu dampak paling nyata dari penggunaan kendaraan ODOL adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Meskipun sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan, data menunjukkan bahwa kendaraan ODOL menyumbang 10,5% dari total kecelakaan dan menjadi penyebab kedua terbesar setelah sepeda motor. “Korban jiwa yang berjatuhan bukan hanya pengemudi, tetapi juga masyarakat umum yang menjadi korban tanpa mengetahui risiko yang ada,” tutur AHY.
Kerugian material akibat kendaraan ODOL juga sangat signifikan, terutama untuk infrastruktur seperti jalan dan jembatan. AHY menyebutkan bahwa kerusakan jalan yang disebabkan oleh kendaraan ODOL mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi, mencapai Rp 41 triliun setiap tahunnya. “Jika penanganan ODOL dilakukan secara efektif, kerusakan jalan bisa diminimalkan. Jalan yang semestinya dapat dipakai selama 10 tahun, bisa terpotong hingga 30% masa pakainya akibat ODOL,” tegasnya.
Menteri AHY juga mengingatkan bahwa prioritas utama dalam kebijakan ini adalah keselamatan masyarakat. “Kami menyepakati, satu nyawa terlalu banyak. Setiap nyawa yang menjadi korban adalah suatu hal yang tidak bisa ditoleransi,” ungkapnya. Keselamatan pengguna jalan dan kenyamanan dalam lalu lintas harus menjadi fokus dalam setiap langkah kebijakan yang diambil.
Dalam rapat tersebut, AHY juga memaparkan bahwa kerjasama antar kementerian sangatlah penting untuk mengatasi masalah ODOL. “Kita semua memiliki semangat yang sama, yaitu memastikan bahwa penanganan ODOL ini berhasil. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar kita tidak kembali menemui jalan buntu,” tambahnya. Dengan adanya koordinasi yang baik, diharapkan solusi yang diterapkan dapat menjawab permasalahan yang telah ada selama bertahun-tahun.
Menteri AHY menegaskan betapa pentingnya kesadaran akan urgensi penanganan ODOL. Selain menyelamatkan nyawa, pengendalian terhadap kendaraan ODOL juga bisa mengurangi beban anggaran negara dalam perbaikan infrastruktur. Ia menekankan, “Ini adalah urgensi yang harus kita kedepankan; pada akhirnya kita ingin memastikan bahwa semua masyarakat kita selamat saat menggunakan jalan.”
Rakor ini merupakan langkah awal dalam memetakan strategi jangka panjang untuk mengurangi jumlah kendaraan ODOL di jalanan Indonesia. Jika diimplementasikan dengan baik, langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini dapat meningkatkan keselamatan serta keandalan infrastruktur transportasi di Tanah Air, memberikan manfaat langsung bagi semua pengguna jalan.





