Kapal penumpang KM Barcelona 5 mengalami kebakaran yang mengakibatkan situasi darurat di perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu, 20 Juli 2025. Di tengah upaya penyelamatan yang rumit, tim SAR berhasil mengevakuasi total 571 orang, yang terdiri dari 568 penumpang selamat dan tiga korban jiwa. Total angka evakuasi ini jauh melebihi data manifest kapal yang resmi mencatat hanya 280 penumpang dan 15 awak kapal—hampir dua kali lipat lebih banyak dari yang terdaftar.
Menurut informasi yang dirilis oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado pada Senin, 21 Juli 2025, hingga pukul 07.00 WITA tidak ditemukan korban hilang atau luka berat di antara penumpang. KM Barcelona 5 berlayar dari Pelabuhan Melonguane, Kepulauan Talaud, dan sebelumnya singgah di Lirung sebelum akhirnya menuju Manado. Namun, data di lapangan menunjukkan bahwa jumlah penumpang sebenarnya bisa mencapai 295 orang. Dugaan sementara menunjukkan bahwa banyak penumpang tidak terdaftar secara resmi di manifest yang disiapkan.
Evakuasi korban dilakukan di tiga lokasi utama. Pertama, di Pelabuhan Munte, Likupang, yang berhasil mengevakuasi 56 orang, di mana 55 di antaranya selamat dan satu meninggal dunia. Di Dermaga Bakamla Serei, total 263 orang dievakuasi, di mana 261 orang selamat, tetapi dua orang dinyatakan meninggal. Jenazah tersebut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di Pelabuhan Manado, evakuasi melibatkan 198 orang menggunakan KM Barcelona III dan empat orang menggunakan KM Express Bahari.
Operasi penyelamatan ini termasuk yang terbesar yang pernah dilaksanakan di wilayah perairan Sulawesi Utara. Sebanyak 27 instansi dan organisasi, termasuk TNI, Polri, Basarnas, Bakamla, serta lembaga kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa, terlibat dalam upaya penyelamatan ini. Berbagai alat utama sistem senjata dan kapal dikirimkan untuk membantu proses evakuasi. Basarnas menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memastikan bahwa semua korban tertangani dengan baik serta memberikan dukungan kepada keluarga yang kehilangan anggota.
Keterlibatan banyak pihak dalam evakuasi ini menunjukkan solidaritas dan respons cepat dalam menghadapi insiden kecelakaan laut yang berpotensi fatal. Investigasi mengenai penyebab kebakaran pada KM Barcelona 5 serta kelebihan jumlah penumpang masih berlangsung. Informasi mengenai keberadaan penumpang yang tidak terdaftar perlu diperiksa dengan cermat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Keberhasilan tim SAR dalam melakukan evakuasi di tengah situasi darurat ini menunjukkan pentingnya koordinasi dan kerjasama antara berbagai instansi. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan banyak nyawa dalam situasi yang mengancam. Dengan kejadian ini, diharapkan akan ada evaluasi yang mendalam mengenai pengelolaan keselamatan penumpang di kapal laut, serta penegakan regulasi terkait keamanan dalam transportasi laut di Indonesia.
Kejadian kebakaran kapal ini juga menyoroti perlunya peningkatan kesadaran mengenai pentingnya pendaftaran resmi dalam setiap perjalanan laut guna mencegah terjadinya kelebihan penumpang yang berpotensi membahayakan keselamatan. Penanganan yang tepat dari pihak terkait sangat dibutuhkan untuk memperkuat sistem transportasi laut yang aman dan terjamin bagi semua penumpang.
