Nama Satria Arta Kumbara kini ramai diperbincangkan di tengah ketegangan konflik antara Rusia dan Ukraina. Sosok mantan prajurit Korps Marinir TNI AL ini menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial, di mana ia mengaku telah bergabung dan bertempur dengan pasukan Rusia. Dalam video yang diunggah melalui akun TikTok @zstrom689, ia tampil mengenakan seragam militer lengkap dan menyatakan keterlibatannya dalam operasi militer khusus Rusia.
Satria, yang memiliki pangkat terakhir sebagai Sersan Dua (Serda) di TNI AL, sebelumnya bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar) di Cilandak, Jakarta Selatan. Namun, kehidupannya berbalik 180 derajat setelah melanggar disiplin militer. Ia tercatat melakukan desersi atau meninggalkan dinas tanpa izin lebih dari 30 hari sejak 13 Juni 2022, yang mengarah pada proses hukum yang dimulai pada awal 2022. Pada 6 April 2023, Pengadilan Militer II-08 Jakarta menjatuhkan vonis satu tahun penjara dan pemecatan, meski sidang dilakukan tanpa kehadirannya.
Setelah pemecatannya, Satria menghilang dari publik selama beberapa waktu, tetapi kemudian muncul di media sosial dengan identitas barunya sebagai tentara bayaran Rusia. Ia mengunggah video dan foto di medan perang Ukraina, bahkan berinteraksi dengan pasukan Rusia. Terungkap bahwa ia mulai menghilang pada saat invasi Rusia ke Ukraina, yang terjadi pada 24 Februari 2022, yang menimbulkan spekulasi bahwa ia langsung bergabung dengan pasukan Rusia pada saat itu.
Biodata Singkat Satria Arta Kumbara:
- Nama: Satria Arta Kumbara
- Panggilan: Satria
- Usia: 30 tahun
- Pangkat terakhir: Serda Marinir TNI AL
- NRP: 111026
- Dinas terakhir: Itkormar, Cilandak
- Tanggal Desersi: 13 Juni 2022
- Dipecat: 6 April 2023
- Status Hukum: Berkekuatan tetap sejak 17 April 2023
Tindakan Satria mengundang kontroversi saat ia meminta kembali menjadi warga negara Indonesia. Dalam video viral terbaru, ia menyatakan ketidaktahuannya bahwa menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia menyebabkan status kewarganegaraannya dicabut. Ia juga melayangkan permohonan kepada Menteri Luar Negeri, Wakil Presiden, dan bahkan Presiden Prabowo Subianto untuk diterima kembali sebagai WNI.
Respons terhadap permohonan Satria pun beragam. TNI AL dan berbagai pihak menanggapi dengan skeptis, mempertanyakan keseriusannya dan dampak dari keputusannya untuk beralih haluan menjadi tentara bayaran. Hal ini menciptakan pertanyaan mengenai loyalitas, desersi, dan konsekuensi hukum yang dihadapi oleh mantan anggota militer yang terlibat dalam konflik di luar negeri.
Dengan berkembangnya situasi di Ukraina dan pergeseran karakter Satria sebagai mantan prajurit TNI yang kini terlibat dalam konflik internasional, cerita Satria Arta Kumbara membuka banyak wacana tentang identitas prajurit, konsekuensi dari tindakan desersi, serta tanggung jawab negara terhadap mantan anggotanya yang terjerumus dalam konflik yang kompleks.





