Lebih dari 800 hektare (ha) tanah terbakar akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, berhasil ditangani oleh tim pemadam dari Manggala Agni. Proses pemadaman yang berlangsung selama 10 hari ini diberi kapabilitas ‘clear’ atau tuntas, meskipun lokasi yang ditangani memiliki kondisi ekstrem, terutama tanah gambut dengan kedalaman mencapai 3 hingga 4 meter.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan (Kabalai Dalkarhut) Sumatra, Ferdian Krisnanto, mengungkapkan bahwa tim telah menyelesaikan tugas mereka di sejumlah lokasi, termasuk Rantau Panjang Kiri dan Bangko Sempurna. “TKP terakhir yang kami tangani sudah clear. Jadi yang lokasi kami pemadaman clear pada hari ke-10,” papar Ferdian dalam keterangan kepada Media Indonesia.
Namun, meski status lokasi tersebut dinyatakan aman, perlu adanya kewaspadaan terus-menerus. Menurut Ferdian, dua regu Manggala Agni masih bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi potensi kebakaran yang mungkin muncul kembali, mengingat kondisi cuaca yang diperkirakan akan mencapai puncak kemarau hingga Agustus. “Kami masih menugaskan tim Daops Dumai di lokasi. Ada dua regu masih berjaga di sana untuk antisipasi kejadian-kejadian lagi,” katanya.
Ferdian juga menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus setelah pemadaman. “Kami melakukan cek dan rechek berkali-kali dari pagi, siang, hingga sore. Kalaupun sudah dinyatakan clear, kami tetap memantau untuk memastikan tidak ada api yang terpendam di dalam tanah gambut,” ujarnya.
Dalam proses pemadaman tersebut, teknologi drone digunakan untuk memantau kondisi lokasi dari udara. Ferdian menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan sebelum, selama, dan setelah pemadaman untuk memastikan progres dan merencanakan langkah selanjutnya. ” Kalau masih ada potensi, jangan ditinggal, habiskan sapu bersih,” tegasnya.
Sementara itu, situasi di lapangan menunjukkan bahwa hujan baru saja turun, namun tidak cukup untuk merata ke seluruh lokasi kebakaran. Operasi modifikasi cuaca, yang diharapkan bisa membantu meningkatkan curah hujan di daerah terdampak, juga tengah direncanakan oleh tim. “Malam hujan tapi di Jalan Raya. Belum sampai TKP. Kami berencana melakukan modifikasi cuaca pagi ini,” lanjut Ferdian.
Di tengah upaya penanganan ini, Ferdian mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar selama puncak musim kemarau. ”Minta tolong disampaikan kepada semua pihak, tetap harus waspada selama puncak musim kemarau ini,” ungkapnya.
Upaya pemadaman yang dilakukan oleh Manggala Agni di Riau menunjukkan komitmen serius dalam menangani karhutla, terutama di daerah yang rawan. Meskipun laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 800 hektare telah tuntas, tim pemadam tidak boleh lengah karena potensi kebakaran masih dapat terjadi akibat kondisi lansekap tanah gambut.
Penting bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam mencegah terulangnya bencana ini dengan mematuhi aturan pembakaran lahan yang ada. Ke depan, dukungan dalam bentuk teknologi dan koordinasi antarpihak akan sangat membantu dalam upaya pengendalian karhutla di Riau.





