Sambut HUT ke-80 RI, Tren Lorong Merah Putih Trending di Tasikmalaya

Jelang HUT ke-80 Republik Indonesia, warga Kampung Pajagan di Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, merayakannya dengan membuat lorong merah putih yang menjadi simbol semangat nasionalisme. Lorong ini dibentangkan sepanjang 100 meter menggunakan kain merah dan putih, menciptakan nuansa kemeriahan yang kuat di lingkungan kampung. Pemasangan ornamen yang menggambarkan burung Garuda serta atribut lainnya semakin mempercantik kampung dalam rangka menyambut hari bersejarah tersebut.

Fenomena lorong merah putih ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari tren yang lebih besar yang bermula dari Kampung Cibahong, Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Kampung ini dikenal sebagai pelopor yang setiap tahun memasang ornamen serupa. Dalam tradisi mereka, panjang bendera bisa mencapai hingga 250 meter, menunjukkan tingkat kreatifitas dan komunitas yang kuat. Di lokasi lain, seperti Gang Buntu, Benda, Kecamatan Tawang, juga terlihat gairah yang sama dalam menyambut perayaan Agustus.

Urunan Warga untuk Memeriahkan Perayaan

Ketua RT 02 Kampung Pajagan, Muhamad Refi, menjelaskan bahwa seluruh pembuatan dan pemasangan lorong serta ornamen tidak terlepas dari partisipasi aktif warga. Mereka bergotong-royong, baik dalam hal tenaga maupun sumbangan finansial. "Warga sangat antusias memberi sumbangan untuk perayaan ini, karena ingin menciptakan suasana yang meriah dan menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda," ungkap Refi.

Dia melanjutkan, "Kegiatan Agustusan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di tengah masyarakat. Pemasangan bendera sepanjang 100 meter ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, baik anak-anak maupun orang tua, untuk lebih bersyukur atas kemerdekaan yang telah dicapai."

Dalam proses pembuatannya, warga memerlukan sekitar 150 batang bambu sebagai tiang penyangga untuk bendera yang panjang tersebut. Semua pekerjaan ini dilakukan secara kolektif oleh masyarakat sekitar, mencerminkan semangat gotong-royong yang masih hidup dan berdampak positif bagi kohesi sosial di antara mereka.

Makna di Balik Kegiatan Ini

Lorong bendera merah putih bukan sekadar hiasan menarik, melainkan juga simbol kebersamaan dan kecintaan terhadap bangsa. Refi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bukan hanya untuk memperingati hari kemerdekaan, tetapi juga menciptakan semangat kolektif yang berlanjut ke berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat. "Kami berharap semangat ini tidak hanya berhenti pada momen peringatan kemerdekaan, tetapi dapat terus berlanjut dalam berbagai kegiatan yang mempererat tali persaudaraan di antara warga," tambahnya.

Kemeriahan yang ditampilkan di Kampung Pajagan menunjukkan bahwa semangat nasionalisme bisa diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat. Setiap ornamen yang dipasang tidak hanya memenuhi fungsi estetis, tetapi juga mengingatkan warga akan arti perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan. Dengan adanya tradisi seperti ini, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih menghargai pentingnya menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi kampung-kampung lain untuk turut serta dalam memperingati hari kemerdekaan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, sembari meningkatkan rasa saling memiliki dan kecintaan terhadap tanah air. Sungguh, Kampung Pajagan telah menunjukkan bagaimana kerjasama dan gotong-royong dapat menghasilkan sesuatu yang indah untuk merayakan momen bersejarah bangsa. Penghargaan terhadap kemerdekaan terus disuarakan, mewakili rasa syukur yang mendalam dari masyarakat Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button