
Dalam upaya meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, Bank Mandiri telah berhasil membawa Batik Al Warits, sebuah UMKM asal Madura, ke pasar global. Melalui program Rumah BUMN (RB), yang merupakan inisiatif untuk memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia, perusahaan perbankan ini telah menunjukkan komitmen nyata dalam mengakselerasi pertumbuhan para pelaku usaha.
Batik Al Warits, yang berkembang sejak 2008 dari usaha rumahan, kini telah menembus pasar ekspor ke Australia dan Amerika Serikat dengan produk unggulan mereka, batik wangi aromaterapi. “Kami tumbuh bersama RB. Selain pelatihan dan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Mandiri, kami juga mendapatkan pendampingan untuk pameran hingga berhasil memperoleh pendanaan 6.000 Euro dari PUM Netherlands,” ujar Warisatul Hasanah, pemilik Batik Al Warits. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan alat yang meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas akses pasar.
Program Rumah BUMN diluncurkan pada 2017 dan dirancang untuk menjadi platform terintegrasi yang membangun kapasitas UMKM. Hingga pertengahan 2025, Bank Mandiri mengelola 23 Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia, menjangkau lebih dari 15.000 UMKM. Tahun lalu, program ini berhasil memfasilitasi 1.500 pelatihan yang mencakup literasi digital, keuangan, dan strategi ekspor.
M. Ashidiq Iswara, Corporate Secretary Bank Mandiri, menjelaskan bahwa inti dari program ini adalah menyediakan akses yang lebih baik untuk kompetensi, pasar, dan pembiayaan bagi pelaku usaha. “RB telah menjadi wadah akselerasi UMKM agar mampu naik kelas dan bersaing secara global,” sebutnya.
Transformasi program RB sejak tahun 2020 juga menyoroti lima peran utama, termasuk sebagai pusat pengembangan UMKM dan coworking space. Melalui pendekatan bertingkat seperti Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global, RB bertujuan menjadi katalis untuk UMKM Champion di setiap wilayah.
Bank Mandiri berencana untuk memperluas cakupan RB dengan meningkatkan jaringan kemitraan dan digitalisasi layanan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi dan pemanfaatan data, bank tersebut menargetkan peningkatan jumlah UMKM yang naik kelas secara signifikan hingga tahun 2027.
Dengan langkah-langkah ini, Bank Mandiri tidak hanya menstimulus pertumbuhan ekonomi lokal tetapi juga mempertegas perannya dalam peta ekonomi dunia. Batik Al Warits adalah contoh nyata bagaimana komitmen terhadap pengembangan UMKM dapat menghasilkan hasil yang menggembirakan dan membawa produk lokal ke panggung global.
Melalui berbagai program dan dukungan yang diberikan, Batik Al Warits menjadi simbol keberhasilan UMKM di Indonesia, menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat serta akses ke sumber daya yang memadai, produk lokal dapat bersaing di pasar internasional. Keberhasilan ini memberikan harapan dan inspirasi kepada UMKM lainnya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
Dengan potensi yang dimiliki oleh UMKM Indonesia, keberlanjutan dan pertumbuhan sektor ini menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berbasis masyarakat. Batik Al Warits dan Bank Mandiri merupakan dua entitas yang berjalan seiring, mendorong pulang kembali kebangkitan ekonomi di tengah tantangan global.





