Prabowo Ingatkan Komandan TNI Terkait Kasus Kematian Prada Lucky

Presiden Prabowo Subianto mengingatkan seluruh jajaran komando dan pemimpin satuan TNI untuk memberikan pelatihan kepada prajurit dengan ketegasan, tetapi tetap memperhatikan aspek kemanusiaan. Peringatan ini disampaikan dalam konteks menyikapi kasus tragis kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, yang dilaporkan menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakangan Mere, Nusa Tenggara Timur.

“Dalam melatih, perlakukan mereka seperti anak kandung kita sendiri. Latih dengan keras, tapi tanpa kekejaman,” kata Prabowo saat memimpin upacara gelar pasukan di Pusdiklatpassus Kopassus TNI AD, di Bandung Barat, pada Minggu (10/8/2025). Peringatan ini menunjukkan penekanan Prabowo terhadap pentingnya kesejahteraan dan perlindungan bagi prajurit TNI dalam lingkungan pelatihan.

Pentingnya kepemimpinan yang baik dan tegas harus diimbangi dengan perhatian pada kesejahteraan anggota. Prabowo menjelaskan bahwa pembinaan pasukan tidak hanya mencakup aspek fisik dan kedisiplinan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman dan menghargai setiap individu.

Kematian Prada Lucky yang baru berdinas selama dua bulan ini menjadi sorotan tajam. Anak dari Sersan Mayor Kristian Namo, seorang prajurit TNI aktif, terjadi dalam konteks hubungan senior-junior yang seharusnya lebih sehat. Kasus ini memicu perhatian publik dan menunjukkan masih adanya masalah dalam pengawasan dan perlakuan terhadap prajurit di dalam angkatan bersenjata.

Saat ini, Pusat Polisi Militer TNI telah menetapkan empat prajurit sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR. Keempatnya saat ini ditahan di Subdenpom IX/1-1 di Ende. Proses hukum masih berlangsung untuk mengidentifikasi secara jelas siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa tragis ini.

Prabowo menegaskan bahwa tindakan penganiayaan tidak dapat ditolerir di dalam organisasi militer. “Kita harus menjaga marwah dan kehormatan TNI,” ujarnya. Penegasan ini menjadi semakin relevan di tengah isu-isu mengenai kekerasan dalam lingkungan militer yang harus segera ditangani dengan serius.

Dalam kesempatan lain, Prabowo juga mengingatkan tentang perlunya sejarah dijadikan pelajaran untuk tidak terulangnya kesalahan di masa lalu ketika bangsa Indonesia pernah dijajah. Sikap tegas dalam kepemimpinan dibutuhkan untuk memelihara integritas dan kehormatan TNI, di mana setiap prajurit berhak mendapatkan perlakuan yang layak dan menghargai hak asasi manusia.

Kasus kematian Prada Lucky bukan hanya menggugah rasa kepedulian di kalangan masyarakat, tetapi juga memicu refleksi di internal TNI mengenai kultur dan disiplin di dalam organisasi. Keterlibatan Puspom TNI dalam menyelidikan kasus ini menunjukkan adanya upaya dari pihak militer untuk membenahi masalah yang ada.

Sebagai tambahan, Prabowo mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap TNI sangat bergantung pada perilaku dan integritas anggotanya. Jika penganiayaan dan kekerasan dibiarkan terus terjadi, akan semakin menurunkan citra dan kepercayaan publik terhadap institusi ini.

Situasi ini juga menjadi panggilan bagi semua lini di TNI untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan memastikan tidak ada tindakan yang dapat merugikan anggota maupun institusi itu sendiri. Ke depannya, penting bagi semua prajurit untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain dalam menjalankan misi negara.

Berita Terkait

Back to top button