
Keracunan Makan Bergizi Gratis melanda Kabupaten Sragen, tepatnya di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, dengan total 196 orang yang mengalami gejala keracunan. Data ini dihimpun dari keterangan Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi, pada Selasa, 12 Agustus 2025. Korban terdiri dari murid, guru, karyawan sekolah, bahkan anggota keluarga yang mengonsumsi makanan yang dibawa pulang.
Kejadian bermula pada 11 Agustus 2025, saat makanan bergizi gratis yang disalurkan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong dikonsumsi oleh para penerima. Beberapa jam setelah makan, banyak korban melaporkan gejala berupa mual, pusing, dan diare. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena melibatkan sejumlah besar orang dalam kurun waktu singkat.
Tindakan Penanganan dan Penanganan Medis
Setelah mendapat laporan, tim Puskesmas Gemolong segera melakukan kunjungan ke lokasi untuk memeriksa para korban. Agus Pranoto menyatakan bahwa sebagian besar korban menunjukkan perbaikan kondisi dengan cepat dan tidak ada yang memerlukan rawat inap. “Korban berangsur membaik dan sudah mulai pulih,” ujar Agus.
Sebagai langkah penanganan lanjutan, posko layanan kesehatan didirikan selama 48 jam untuk memberikan pelayanan 24 jam. Sosialisasi juga dilakukan ke sekolah-sekolah guna meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian serupa. Layanan ini bertujuan agar masyarakat dan pihak sekolah mendapat informasi dan penanganan yang memadai.
Penyelidikan dan Pengujian Sampel
Pihak Puskesmas Gemolong bekerja sama dengan pihak terkait telah mengumpulkan sampel makanan dan air yang diduga menjadi penyebab keracunan. Sampel tersebut dikirim ke laboratorium di Semarang untuk pengujian lebih mendalam. “Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dari keracunan ini,” ungkap Agus.
Keterangan resmi mengenai penyebab keracunan diharapkan akan segera diberikan usai hasil laboratorium keluar. Penyelidikan ini penting agar tindakan preventif bisa diterapkan untuk mencegah kejadian serupa, terutama karena makanan bergizi gratis menjadi program yang sangat diperlukan masyarakat.
Kasus Serupa di Daerah Lain
Kejadian ini bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, kasus serupa dilaporkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang melibatkan 140 siswa SMPN 8 Kupang. Mereka mengalami diare dan muntah-muntah setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis pada 21 Juli 2025. Korban kemudian dirawat di tiga rumah sakit terdekat, yaitu RSUD SK Lerik, RSU Mamami, dan RS Siloam.
Hasil pemeriksaan terhadap sampel makanan korban di Kupang menunjukkan adanya bakteri Streptococcus sp pada daging yang dikonsumsi. Temuan ini menegaskan pentingnya pengawasan ketat dalam penyediaan makanan bergizi gratis agar tidak membahayakan kesehatan penerimanya.
Upaya dan Imbauan dari Puskesmas
Agus Pranoto menekankan pentingnya keamanan dan higienitas dalam penyediaan makanan bergizi yang diberikan secara gratis, terutama untuk anak-anak sekolah dan keluarga. Dia mengimbau agar masyarakat waspada dan segera melapor ke fasilitas kesehatan bila merasakan gejala serupa demi penanganan yang cepat.
Puskesmas Gemolong juga berencana meningkatkan kerja sama dengan Dapur SPPG Mitra Mandiri serta pengawas makanan setempat untuk memperbaiki prosedur distribusi dan penyajian makanan. Sosialisasi kesehatan dan edukasi kebersihan akan lebih gencar dilakukan di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
Kejadian ini menjadi perhatian penting dalam pelaksanaan program makanan bergizi yang selama ini dipandang membantu peningkatan status gizi masyarakat. Penanganan cepat, investigasi yang serius, serta kesadaran masyarakat akan sangat berperan dalam menghindari risiko keracunan akibat makanan.
Data Jumlah Korban dan Lokasi Keracunan Makan Bergizi di Sragen
- Total korban: 196 orang
- Lokasi: SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong
- Waktu kejadian: 11 Agustus 2025
- Gejala umum: mual, pusing, diare
- Penanganan: pemeriksaan oleh Puskesmas, pendirian posko 24 jam selama dua hari
- Sampel makanan diuji di laboratorium Semarang
Puskesmas Gemolong menjaga komunikasi intensif dengan masyarakat dan pihak terkait untuk memastikan keselamatan dan kesehatan bersama tetap terjaga selama kejadian ini. Proses investigasi dan tindak lanjut akan menjadi fokus utama ke depan agar program makan bergizi dapat berjalan aman dan efektif.





