Eks Marinir TNI AL, Satria Kumbara, saat ini terjebak dalam situasi mengkhawatirkan di medan perang Ukraina setelah menjadi sasaran serangan drone kamikaze dan mortir. Dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, ia mengirimkan video yang menunjukkan luka-luka parah di kepala dan wajahnya kepada mantan anggota TNI AD, Ruslan Buton. Video tersebut kemudian diunggah oleh Ruslan ke akun TikTok, memperlihatkan nasib Satria yang tengah berjuang di tengah konflik bersenjata.
Di dalam video singkatnya, Satria masih sempat mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia dan menyampaikan harapan untuk Presiden Prabowo Subianto. Ia tidak meminta bantuan untuk menyelamatkan dirinya, melainkan ingin agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Mudah-mudahan rakyat semakin sejahtera dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang banyak untuk kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Di akhir videonya, Satria menyatakan keyakinan bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia akan mencapai kemerdekaan dan kesejahteraan yang lebih baik. “Di tangan pak Prabowo, sekali merdeka tetap merdeka,” ujarnya. Pernyataan tersebut menggambarkan harapan seorang prajurit yang meski sedang terpuruk, tetap peduli akan nasib bangsa.
Kondisi Satria yang terpuruk mulai terungkap dalam percakapan terakhirnya dengan Ruslan pada 12 Agustus 2025. Saat itu, Satria mengabarkan bahwa ia sedang berusaha menyelamatkan diri dari genggaman drone kamikaze yang mengancamnya, serta berupaya mencapai titik aman yang berjarak sekitar 10 km. Namun, setelah beberapa menit mengirim pesan, ponselnya tidak lagi terhubung ke internet. Hal ini semakin menambah kekhawatiran akan keselamatannya.
Ruslan yang mengunggah video tersebut juga meminta doa dari masyarakat Indonesia agar Satria dapat selamat dan kembali ke tanah air bersama keluarganya. “Dia meminta doa kepada seluruh warga Indonesia sehingga dia bisa selamat,” tuturnya kepada media. Dukungan moral melalui doa ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Satria yang saat ini dalam keadaan kritis.
### Latar Belakang Satria Kumbara
Satria Kumbara lahir dan dibesarkan di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Sebelumnya, ia merupakan prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan terlibat dalam berbagai operasi militer. Namun, pada 13 Juni 2022, ia membuat keputusan kontroversial dengan meninggalkan tugasnya—desersi dari militer. Satria memilih untuk bergabung dengan militer Rusia sebagai tentara bayaran, langkah yang tidak hanya mengubah hidupnya tetapi juga membuatnya kehilangan status kewarganegaraan Indonesia.
Mengacu pada Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia, bergabung dengan militer asing tanpa izin resmi membuat status kewarganegaraan Satria otomatis hilang. Keputusan ini, yang didorong oleh keresahan ekonomis dan kebutuhan nafkah, berujung pada pemecatan dan hukuman yang seharusnya dijalani. Namun, ia lebih dulu pergi ke Rusia sebelum menjalani hukuman tersebut.
### Harapan dan Doa
Saat ini, semua perhatian tertuju pada keselamatan Satria Kumbara, yang dikhawatirkan hilang di medan perang. Pesan perpisahan dan harapan untuk kemakmuran rakyat Indonesia yang disampaikannya dalam video menjadi simbol perjuangan seorang prajurit yang terjebak dalam konflik yang lebih besar. Di samping itu, sosoknya juga menggambarkan dilema kompleks yang dihadapi oleh mantan prajurit yang mencari kehidupan lebih baik, namun terjerat dalam risiko berbahaya.
Keputusan Satria dan kondisi tragisnya mengingatkan kita akan pentingnya perhatian pemerintah terhadap warganya, terutama mereka yang mengalami kesulitan di luar negeri. Ruslan, selaku sahabatnya, terus menyerukan dukungan dari masyarakat untuk keberanian dan pengorbanan Satria Kumbara. Di tengah situasi mendesak ini, harapan akan kebangkitan dan keselamatan Satria tetap menjadi harapan besar bagi keluarganya dan masyarakat Indonesia.





