Rocky: Demo Hari Ini Cerminkan Akumulasi Kekuasaan Jokowi 10 Tahun

Pengamat Politik Rocky Gerung memberi pernyataan tajam terkait demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Jakarta, baru-baru ini. Ia menilai bahwa demonstrasi tersebut merupakan akumulasi dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selama sepuluh tahun terakhir. Menurut Rocky, kondisi ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh berbagai faktor yang telah mengendap dalam masyarakat.

Beliau menjelaskan bahwa tindakan demonstratif yang marak belakangan ini merupakan ekspresi kemarahan warga yang selama ini merasa dibungkam. “Selama sepuluh tahun ini, rakyat tidak merasakan kenikmatan sebagai warga negara, karena dihantui rasa takut untuk mengungkapkan pendapat,” ujarnya. Rockyy menggarisbawahi pentingnya kebebasan berpendapat dan mengajak semua pihak untuk menciptakan suasana di mana warga merasa aman mengekspresikan pandangannya.

Rocky menekankan bahwa pemerintahan Jokowi telah menghadapi berbagai kritik, termasuk penangkapan aktivis dan ancaman hukum yang ditujukan kepada mereka yang berusaha menyuarakan pendapat. Ia menyebutkan bahwa masyarakat merasa tertekan dengan ancaman-ancaman yang seolah melanggar hak-hak demokratis, menciptakan ketidakpuasan yang terus mengendap hingga kini.

Lebih jauh, Rocky menanggapi situasi ekonomi yang semakin sulit yang turut memicu demonstrasi. “Ada frustrasi sosial di tengah masyarakat akibat kondisi ekonomi yang sulit. Jalanan menjadi tempat bagi masyarakat untuk mengekspresikan energi frustrasi yang terpendam selama sepuluh tahun,” jelasnya. Hal ini menurutnya menciptakan sebuah ‘ledakan’ yang tidak terhindarkan.

Beberapa insiden tragis juga menambah ketegangan, salah satunya adalah meninggalnya seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan setelah tertabrak kendaraan aparat saat demonstrasi. Insiden tersebut menimbulkan kemarahan di kalangan pengemudi ojek online lainnya dan menyoroti masalah tindakan represif aparat dalam menghadapi demonstrasi. Hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana pemerintah menangani suara dan aspirasi masyarakat.

Rocky mencatat bahwa peristiwa semacam ini menunjukkan pentingnya menjamin hak rakyat untuk berunjuk rasa, sekaligus menuntut agar demonstrasi tetap berlangsung secara damai. Ia mengingatkan bahwa walaupun hak berdemonstrasi harus dilindungi, para peserta juga perlu menghormati aturan yang ada untuk mencegah terjadinya kekerasan. “Setiap peristiwa dengan massa pasti memiliki potensi untuk terjadi kekerasan. Namun, hak rakyat untuk berdemonstrasi harus dijamin dengan rasa aman,” tegas Rocky.

Dalam pandangannya, demonstrasi yang terjadi adalah cerminan dari suara masyarakat yang telah lama terpendam. Ia berharap agar pemerintah dapat melihat dan merespons keluhan masyarakat dengan lebih baik, tidak hanya sekadar menanggapi dengan represifitas. Keberadaan demonstrasi seharusnya dapat menjadi jembatan komunikasi yang menghasilkan perubahan positif bagi masyarakat.

Ke depan, penting untuk menciptakan dialog konstruktif antara pemerintah dan masyarakat agar ketegangan ini tidak berujung pada insiden yang lebih tragis. Rocky menekankan perlunya perhatian lebih dari pemerintah dalam mendengarkan suara rakyat, agar perasaan frustasi dan kemarahan tidak kembali melahirkan demonstrasi yang penuh kekerasan.

Akhirnya, Rocky mengajak semua pihak untuk merenungkan makna demokrasi yang sesungguhnya, di mana setiap suara layak didengar dan dihargai. Dengan kata lain, saatnya untuk membenahi iklim berdemokrasi di Indonesia, sehingga setiap warga negara dapat bersuara tanpa rasa takut.

Exit mobile version