Daftar 6 Korban Tewas Akibat Demo Ricuh, Termasuk Mahasiswa dan Ojol

Gelombang demonstrasi yang melanda Indonesia baru-baru ini telah menimbulkan situasi yang sangat memprihatinkan. Dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya enam orang dilaporkan tewas akibat ricuh yang terjadi di sejumlah lokasi, termasuk Jakarta, Makassar, dan Yogyakarta. Aksi demonstrasi ini diwarnai dengan isu kontroversial mengenai kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR RI, yang mencuat menyerupai percikan api di tengah kerumunan.

Salah satu kasus yang mencolok adalah tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online berusia 21 tahun. Ia kehilangan nyawa setelah dilindas kendaraan taktis milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis malam 28 Agustus 2025. Rekan Affan, Hafidz, menjelaskan bahwa ia tidak terlibat dalam demonstrasi saat kejadian. "Ia hanya sedang menyeberang jalan untuk mengantarkan pesanan makanan," ungkapnya. Sayangnya, mobil barracuda melaju dengan cepat dan menghantamnya.

Di Makassar, tragedi yang lebih besar terjadi dengan empat orang dilaporkan tewas akibat kebakaran yang melanda Gedung DPRD pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. Dalam insiden ini, para korban adalah:

  1. Akbar Basri alias Abay: Fotografer Humas DPRD Makassar, terjebak dalam gedung yang terbakar. Jenazahnya ditemukan tim pemadam kebakaran setelah upaya penyisiran.

  2. Sarina Wati: Staf DPRD Makassar, yang mengalami luka bakar serius dan tak berhasil diselamatkan meski sempat dilarikan ke rumah sakit.

  3. Syaiful Akbar: Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, yang mencoba melarikan diri dengan melompat dari lantai empat namun meninggal dalam perawatan di rumah sakit.

  4. Budi Haryadi (30): Anggota Satpol PP yang juga melompat untuk menyelamatkan diri dari api. Ia mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia.

Kasus kebakaran ini mengakibatkan empat personel lainnya mengalami luka-luka, dengan tiga di antaranya dalam kondisi berat dan sedang dirawat intensif di rumah sakit.

Sementara itu, di Yogyakarta, seorang mahasiswa bernama Rheza Sendy Pratama, yang dikenal sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Amikom, juga turut menjadi korban. Tragisnya, ia meninggal pada Minggu 31 Agustus 2025 saat terlibat dalam aksi demonstrasi. Menurut keterangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Amikom, Rheza terjatuh dari motornya ketika situasi mulai mencekam akibat pecahnya kericuhan. Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat membuat motornya mendadak mati, sehingga ia kehilangan kendali dan terjatuh. Rekannya beruntung berhasil menyelamatkan diri, tetapi Rheza tidak.

Informasi mengenai korban tewas ini mencerminkan betapa parahnya dampak dari demonstrasi yang terjadi. Rangkaian peristiwa ini juga mengundang banyak sorotan dari masyarakat dan mengingatkan kita akan potensi bahaya yang bisa muncul ketika aksi protes berlangsung.

Data menunjukkan bahwa demonstrasi ini bukan hanya melibatkan masyarakat umum tetapi juga pegawai negeri dan anggota lembaga legislatif. Sebagai lembaran duka, insiden ini juga menggambarkan bagaimana perasaan ketidakpuasan publik dapat meledak menjadi aksi yang merusak, hingga merenggut nyawa orang-orang yang tidak bersalah.

Dengan kejadian ini, banyak masyarakat berharap agar pemerintah dapat menemukan solusi damai untuk menangani ketidakpuasan yang ada, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Sementara itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap berada dalam koridor hukum dan menjaga keamanan selama melakukan penyampaian aspirasi.

Berita Terkait

Back to top button