Petisi Asta Cita Rakyat: Alumni UI Dukung Tuntutan Demokrasi dan Keadilan

Forum Silaturahmi Alumni Universitas Indonesia (FORSA UI) telah resmi meluncurkan Petisi Asta Cita Rakyat di Jakarta pada Kamis, 4 September 2025. Petisi ini muncul sebagai respon terhadap berbagai masalah sosial dan politik yang dialami oleh masyarakat Indonesia, terutama setelah insiden yang dikenal sebagai "tragedi 2025". Empat tahun setelah kondisi sosial politik memanas, FORSA UI menyuarakan delapan tuntutan yang diharapkan dapat mengembalikan marwah demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Koordinator FORSA UI, Alip Purnomo, menyatakan bahwa petisi ini merupakan refleksi dari ketidakadilan yang banyak dirasakan oleh masyarakat. "Kemarahan rakyat bukanlah letupan sesaat. Ia lahir dari luka yang menganga: pajak yang mencekik, korupsi yang merajalela, kekerasan aparat, hingga nyawa manusia yang diperlakukan seolah tak bernilai," ungkapnya dalam pernyataan sikap resmi. Melalui perkataan tersebut, ia menekankan bahwa tuntutan ini merupakan jeritan nurani rakyat yang perlu didengarkan oleh penguasa.

Delapan Tuntutan Dalam Petisi

Petisi Asta Cita Rakyat memuat delapan tuntutan yang merangkum berbagai masalah mendesak yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Tuntutan tersebut adalah:

  1. Penangkapan dan pengadilan koruptor tanpa pandang bulu.
  2. Pengesahan UU Perampasan Aset Koruptor.
  3. Pengadilan terhadap pelaku kekerasan terhadap rakyat.
  4. Pembebasan pejuang aspirasi rakyat dan kompensasi bagi korban kekerasan.
  5. Penghentian kenaikan pajak yang membebani rakyat kecil dan kelas menengah.
  6. Regulasi adil bagi pekerja transportasi online, termasuk upah layak dan jaminan sosial.
  7. Reformasi menyeluruh kepolisian agar menjadi pelayan rakyat, bukan alat kekuasaan.
  8. Perampingan kementerian dan pembatasan fasilitas pejabat negara.

Alip menegaskan bahwa delapan butir tersebut bukan sekadar jargon, melainkan juga merupakan suara harapan untuk keadilan sosial yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat. “Petisi Asta Cita Rakyat adalah gema dari bawah—suara yang menuntut negara hadir, melindungi, mendengar, dan menegakkan keadilan sosial,” tegasnya.

Tragedi yang Menginspirasi

Salah satu momen penting dalam peluncuran petisi ini adalah penghormatan kepada Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang meninggal dunia setelah terlindas mobil taktis polisi. FORSA UI menilai pengorbanannya seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah untuk lebih mendengarkan aspirasi rakyat. "Kami ingin sinergi antara rakyat dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh menutup telinga terhadap suara yang menggema dari masyarakat," kata Alip.

Dukungan dari Berbagai Kalangan

Gerakan ini tidak hanya mendapatkan dukungan dari alumni UI, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat lainnya. Masyarakat luas mulai menyadari bahwa tuntutan keadilan dan demokrasi adalah hal yang fundamental bagi pembangunan bangsa. Berbagai organisasi masyarakat sipil juga ikut serta mendukung petisi ini agar segera ditindaklanjuti oleh pihak-pihak berwenang.

Penutup yang Relevan

Melalui peluncuran Petisi Asta Cita Rakyat, FORSA UI berharap dapat menggugah kesadaran kolektif masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan reformasi sosial. Petisi ini adalah panggilan bagi seluruh lapisan masyarakat agar bersatu demi perubahan, demi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Momen ini juga mengingatkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Kedaulatan rakyat tidak hanya dilindungi, tetapi juga harus dijunjung tinggi oleh pemerintah demi masa depan yang lebih baik.

Berita Terkait

Back to top button