Badai tropis Tapah mendekati Hong Kong pada Senin, 8 September 2025, memicu penutupan sekolah dan banyak bisnis di kota tersebut. Dengan jarak hanya 170 km dari pusat kota, badai ini membawa angin kencang dan hujan deras, menyebabkan pembatalan beberapa penerbangan dan menghentikan sebagian besar sistem transportasi.
Observatorium Hong Kong melaporkan angin kencang berkelanjutan hingga kecepatan 101 km/jam (63 mph) dekat Bandara Internasional Hong Kong pada pagi hari, dengan hembusan maksimum yang mencapai 151 km/jam. Dampak dari badai ini membuat jalan-jalan di Hong Kong terlihat relatif tenang, dan hingga pagi hari belum ada laporan signifikan mengenai tanah longsor atau banjir besar. Meskipun kerusakan tampak minimal, lembaga pendidikan kota menyatakan bahwa sekolah akan tetap ditutup sepanjang hari, sedangkan bisnis diperbolehkan untuk membuka kembali jika sinyal badai diturunkan.
Transportasi publik di Hong Kong juga terpengaruh. Feri, bus, dan trem dihentikan, sementara kereta api angkutan umum beroperasi dengan interval yang lebih panjang. Keputusan penutupan ini diambil untuk memastikan keselamatan warga, mengingat kekuatan badai yang dapat menimbulkan risiko di jalan-jalan dan fasilitas umum lainnya.
Sinyal Topan 8, yang merupakan sinyal tertinggi ketiga yang dikeluarkan oleh observatorium, akan tetap berlaku hingga setidaknya pukul 11.00 waktu setempat. Ini menunjukkan bahwa situasi cuaca masih cukup berbahaya dan warga diminta untuk tetap waspada. Pihak berwenang mengeluarkan sinyal hujan badai Amber, yang merupakan peringkat terendah dalam tiga tingkat peringatan cuaca, pada pukul 04.55, menandai potensi ancaman dari hujan deras yang menyertai badai Tapah.
Badai ini awalnya mendarat di Taishan, Provinsi Guangdong, China Selatan, pada pukul 08.50 waktu setempat. Diperkirakan badai ini akan bergerak menjauh dari Hong Kong secara bertahap, namun dampaknya sudah dirasakan di sejumlah wilayah, termasuk di kota Shenzhen yang terletak dekat.
Kepala Observatorium Hong Kong, dalam pernyataannya, mengingatkan warga untuk tetap waspada dan menghindari kegiatan di luar rumah selama kondisi buruk ini. “Keamanan warga adalah prioritas utama kami,” ujarnya. Selain itu, otoritas setempat juga memastikan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terkini mengenai badai Tapah.
Dengan penutupan sekolah dan bisnis, diharapkan masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem. Bagi banyak orang, termasuk siswa yang tidak bisa masuk kelas, ini adalah momen untuk tetap berada di rumah dan menjaga keselamatan diri dan keluarga. Warga juga disarankan untuk mengikuti perkembangan cuaca melalui saluran resmi dan tidak percaya pada informasi yang tidak terverifikasi.
Melihat ke depan, pihak berwenang berharap badai Tapah tidak akan meninggalkan kerusakan signifikan di Hong Kong. Namun, semua pemangku kepentingan berkomitmen untuk memastikan keamanan masyarakat dan memberikan bantuan jika dibutuhkan. Dengan sistem pemantauan yang terus diperbarui, warga diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat di tengah situasi yang tidak menentu ini.
Dalam perjalanan badai ini, penting bagi semua pihak untuk tetap saling berkomunikasi dan berbagi informasi. Pemerintah kota menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi resmi dari otoritas terkait. Sebuah langkah proaktif dalam menghadapi cuaca buruk dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi keselamatan publik.
