
Gerakan Global Sumud Flotilla (GSF) sedang mempersiapkan pelayaran menuju Gaza dengan melibatkan relawan dari 44 negara. Kegiatan ini diharapkan dapat menghentikan blokade yang sedang terjadi di wilayah tersebut dan membuka koridor kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan kepada rakyat Gaza. Dalam persiapan terakhir, tim GSF mengadakan pelatihan intensif di Hotel Radisson Tunis, di mana relawan diberi materi untuk memastikan kesiapan mereka saat berlayar.
Koordinator Sumud Nusantara, Muhammad Nadir al-Nuri, menegaskan bahwa keberangkatan misi ini bukan hanya melibatkan relawan dari Indonesia, tetapi juga mengundang peserta dari negara-negara lain seperti Malaysia, Pakistan, Maladewa, Thailand, Sri Lanka, dan Filipina. “Kita akan membuka koridor kemanusiaan agar bantuan makanan dan lain-lainnya dapat masuk ke bumi Gaza,” ujar Nadir, menambahkan bahwa misi kali ini adalah yang terbesar yang pernah mereka lakukan.
Sumud Nusantara sebelumnya telah melaksanakan sepuluh misi untuk menembus Gaza, tetapi kali ini, jumlah kapal dan relawan yang terlibat adalah yang terbanyak. “Kali ini akan menembus kepungan melalui jalur laut, dan insya Allah kita akan mencetak sejarah,” tegasnya. Dalam pelatihan terakhir, para relawan dilatih untuk bertindak cepat dan efektif dalam situasi darurat yang mungkin menghadang mereka saat berada di laut.
Salah satu relawan dari Indonesia, Maimon Herawati, menyatakan kesiapan dan antusiasmenya untuk ikut serta dalam misi ini. Ia mengungkapkan bahwa kapal-kapal dari Spanyol sudah tiba di Tunisia dan dirinya merasa campur aduk antara rasa berdebar dan bahagia. “Kita tidak tahu siapa yang akan bisa naik kapal, tetapi kami telah siap berlayar,” ungkapnya.
Pelayaran ini menjadi sorotan global, tidak hanya karena kontribusi para relawan, tetapi juga karena skala bantuan kemanusiaan yang akan dibawa. Gerakan ini bertujuan untuk menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya bagi penduduk Gaza yang saat ini kesulitan akibat blokade. Kedatangan kapal-kapal GSF diharapkan dapat membawa harapan baru bagi masyarakat yang tertindas.
Sebagai langkah persiapan, pihak GSF juga memastikan materi pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek, termasuk dasar-dasar navigasi, pertolongan pertama, serta cara beradaptasi dengan kondisi sulit yang mungkin dihadapi di laut. Pelatihan ini dirancang untuk memastikan bahwa semua relawan dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.
Sementara itu, GSF juga berkolaborasi dengan berbagai organisasi internasional lainnya untuk mengoptimalkan penyampaian bantuan. Kerja sama ini mencakup penggalangan dana, koordinasi logistik, serta komunikasi dengan pihak berwenang setempat di Gaza untuk memastikan bantuan yang dikirimkan dapat diterima dengan baik.
Misi GSF menuju Gaza bukan hanya sebuah pelayaran, tetapi juga simbol solidaritas internasional terhadap krisis kemanusiaan yang berlangsung. Keberhasilan misi ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan dari negara-negara terlibat serta respons dari komunitas internasional. Setiap langkah yang diambil para relawan tidak hanya diwujudkan dalam tindakan fisik, tetapi juga mengandung harapan akan adanya perubahan positif di Gaza.
Seluruh kegiatan ini dapat dipantau melalui berbagai saluran media sosial dan laporan berita yang menyertai perjalanan mereka. Harapannya, misi ini akan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat global untuk membantu usaha menghentikan blokade dan meringankan penderitaan rakyat Gaza.





