Update Banjir Bandang Nagekeo NTT: Korban Tewas Meningkat Jadi 4 Orang

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah meningkat menjadi empat orang. Update ini disampaikan dalam keterangan video pada Rabu, 10 September 2025.

Data terbaru menunjukkan bahwa selain korban jiwa, terdapat empat orang yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Selain itu, sebanyak 30 warga terpaksa mengungsi, dan 18 desa terisolir akibat dampak bencana. Kondisi geografis daerah tersebut yang berada di ketinggian menyebabkan beberapa kawasan hingga kini masih sulit diakses.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa daerah yang terdampak adalah kawasan yang kalang tinggi, sehingga upaya penyelamatan dan penanganan bencana menjadi lebih kompleks. "Daerah terdampak ini merupakan daerah ketinggian dan beberapa desa yang hingga saat ini masih terisolir," ungkapnya.

Bantuan untuk Korban

BNPB dan pemerintah provinsi NTT berkomitmen untuk segera memberikan bantuan. Sejumlah dukungan logistik telah dikirim, termasuk 100 lembar selimut, 75 paket hygiene kit, 50 paket peralatan masak, serta 25 kasur lipat. “Ini adalah bantuan awal, dan kita akan terus menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata Abdul Muhari.

Ia juga menuturkan bahwa Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, bersama tim Deputi III Tanggap Darurat, telah mengirimkan tim reaksi cepat ke lokasi bencana. “Mereka akan langsung turun untuk memastikan upaya tanggap darurat dan penanganan pengungsi berjalan optimal,” tambahnya.

Proses Pencarian dan Penanganan

Tim reaksi cepat BNPB diperkirakan tiba di lokasi pada siang hari ini untuk memberikan laporan langsung. Abdul Muhari menekankan bahwa prioritas utama mereka adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi keluarga yang terdampak. Dengan banyaknya desa yang terisolasi dan tantangan geografis yang ada, pencarian korban yang hilang masih menjadi fokus utama saat ini.

Masyarakat di wilayah terdampak diharapkan bersabar menghadapi situasi ini. Tim lokal juga bekerja untuk memastikan bahwa semua warga mendapatkan akses ke bantuan yang diperlukan. “Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan penanganan bencana dan meminimalkan dampak lebih lanjut,” ujar Abdul Muhari.

Banjir bandang yang terjadi di Nagekeo ini menjadi pengingat akan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem. Memperkuat infrastruktur dan sistem peringatan dini menjadi penting untuk mencegah bencana serupa di kemudian hari.

Dengan adanya bantuan yang diterima, semoga masyarakat di Nagekeo dapat segera pulih dari dampak bencana ini. Tim BNPB dan pemerintah daerah terus berupaya untuk memberikan informasi terkini dan memfasilitasi kebutuhan para pengungsi. Keberlanjutan dalam penanganan dan pemulihan pasca-bencana akan menjadi kunci untuk membantu warga Nagekeo kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB berharap agar semua pihak bekerja sama dalam mengatasi krisis ini dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat. Banjir bandang ini menuntut dukungan dan perhatian lebih dari semua pihak untuk bersama-sama menghadapi tantangan yang ada.

Berita Terkait

Back to top button