Memasuki hari ketiga operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di kota Denpasar, Bali, tim gabungan masih berupaya menemukan dua korban yang terjebak dalam banjir. Berdasarkan data resmi yang dirilis oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, hingga kini, kedua korban tersebut adalah Made Suwitri, seorang perempuan berusia 44 tahun yang hilang di Pasar Kumbasari, dan Amin Suwandi, seorang laki-laki berusia 60 tahun yang tercatat hilang di Jl. Cokroaminoto.
Pada hari yang sama, pukul 22.00 Wita, petugas SAR melaporkan bahwa sebanyak enam jenazah telah berhasil dievakuasi. I Wayan Juni Antara, Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan, menjelaskan bahwa ke-6 korban tersebut dikenali dengan nama Ni Wayan Werni (58 tahun), Ni Nyoman Sari (70 tahun), Tasnim (53 tahun), Ni Ketut Merta (63 tahun), Farwa Husein (32 tahun), dan Maimunah. Sebagian dari mereka statusnya tidak terdaftar sebelumnya di laporan korban, yang menunjukkan potensi adanya lebih banyak korban yang belum ditemukan.
Dalam rangka mengoptimalkan pencarian, operasi SAR hari ketiga akan difokuskan di sejumlah lokasi kritis yang terdampak banjir, seperti Jl. Wiraraja, Jl. Pulau Biak, Jl. Pura Demak, Jl. Gunung Soputan, Jl. Pulau Misol, dan Jl. Dewi Sri Kuta. Tim yang terlibat dalam operasi ini terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan lokal, semua bekerja sama untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa banjir di Bali telah menyebabkan setidaknya 120 titik genangan air, dengan lokasi paling parah terjadi di Denpasar. Kejadian ini memicu kepedulian masyarakat dan meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah setempat dalam menangani situasi darurat.
Selain pencarian korban, tim SAR juga dihadapkan pada tantangan dari cuaca yang tidak menentu dan kondisi jalan yang licin akibat banjir. Evakuasi di lokasi-lokasi yang terendam memerlukan kehati-hatian ekstra, serta penggunaan alat berat untuk menjangkau area yang lebih dalam. Semua elemen tim diharapkan untuk tetap fokus dan waspada saat menjalankan tugasnya.
Dalam setiap upaya evakuasi, petugas SAR memperhatikan keselamatan diri dan juga kondisi sekitar. Upaya ini bukan hanya melibatkan pencarian jenazah, tetapi juga bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak, termasuk penyediaan kebutuhan dasar dan tempat tinggal sementara bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Sebagai bagian dari respons pemerintah, terdapat juga prosedur pemulihan yang diarahkan untuk membantu warga Denpasar kembali ke kehidupannya sehari-hari. Konsultasi dengan ahli kesehatan dan psiko-sosial akan dilakukan untuk memastikan warga yang terdampak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Berdasarkan pemantauan terbaru, dan dengan terus melibatkan masyarakat dalam upaya preventif, harapan untuk menemukan dua korban yang masih hilang menjadi indikasi penting bagi keselamatan dan ketahanan sosial di Bali, terutama di tengah cuaca ekstrem yang sering terjadi. Tim SAR tetap berkomitmen untuk bekerja tanpa kenal lelah dalam pencarian dan berharap agar informasi terbaru bisa membantu mengarahkan pencarian ke tempat yang lebih optimal.
Keberhasilan dalam pencarian ini bukan hanya penting bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi sinyal bagi kesiapan Denpasar dan seluruh Bali dalam menghadapi bencana serupa di masa mendatang. Pengalaman dari kejadian ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga dalam penanggulangan bencana.
