Viral di media sosial baru-baru ini, video seorang petugas SPBU Shell yang ditinggal rekan-rekannya karena pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi perhatian publik. Hal ini terjadi akibat kosongnya stok bahan bakar minyak (BBM) di lokasi mereka bekerja. Dalam rekaman tersebut, petugas terlihat berusaha berfoto dengan teman-temannya sebelum akhirnya menyadari bahwa mereka semua telah pergi. Situasi ini menggugah empati banyak orang, terutama para pengguna media sosial.
Pemilik akun yang merekam insiden tersebut, Chairul, menjelaskan dalam video bahwa rekan-rekannya telah terkena PHK. Ia mengajak temannya untuk tetap semangat meskipun dalam keadaan sulit. “Kalian sehat-sehat ya teman-teman. Nggak kenapa, nggak usah malu untuk sementara nggak bisa ngasih orang tua dulu,” ujarnya. Pesan positif ini seolah menunjukkan keteguhan mereka meskipun dalam keadaan penuh tantangan.
Kondisi ini mencerminkan dampak serius dari kelangkaan BBM yang menjangkit SPBU-shell di seluruh Indonesia. Selain kehilangan pekerjaan, pelanggan di lokasi tersebut juga terpaksa menghadapi ketidaknyamanan. SEBUAH VIDEO TERBARU menampilkan dua karyawan Shell yang menjual kopi literan sebagai alternatif pendapatan. Mereka berupaya beradaptasi dengan situasi dan menyediakan minuman kepada pelanggan, dengan harga yang cukup bervariasi.
Menariknya, plang yang dipajang di SPBU mencantumkan harga untuk satu liter kopi seharga Rp60.000 dan matcha seharga Rp80.000, lengkap dengan tawaran gratis botol dan es batu. Upaya ini menunjukkan kreativitas dan keberanian mereka untuk bertahan hidup dalam keadaan yang tidak pasti.
Pihak berwenang juga menunjukkan keprihatinan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong kolaborasi antara SPBU swasta dan Pertamina untuk mengatasi kelangkaan pasokan. Dalam pernyataannya, Bahlil mengatakan, “Sebenarnya, mereka bisa melakukan kolaborasi dengan Pertamina. Kemarin saya sudah pimpin rapatnya.” Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif PHK yang terjadi dan membantu memulihkan pasokan BBM.
Semangat Chairul dan teman-temannya, meski dalam situasi sulit, patut dicontoh. Mereka berharap agar SPBU bisa segera beroperasi kembali dan melayani publik. “Mudah-mudahan kita cepat jualan bensin lagi. Tetap positif, nanti kita mulai dari nol lagi, oke semangat,” ungkapnya, mengindikasikan harapan akan kebangkitan kembali.
Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya keberlangsungan pasokan energi dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Keluarga yang mengandalkan pekerjaan di sektor ini harus menghadapi ketidakpastian di masa-masa sulit. Dengan adanya sinergi antara pemerintah dan pelaku sektor swasta, diharapkan situasi ini dapat diatasi secepat mungkin.
Seluruh pihak diharapkan bisa menunjukkan respons positif, tidak hanya dalam hal penyediaan BBM, tetapi juga dalam hal perlindungan pekerja yang terdampak. Kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah ini.
Pengalaman Chairul dan rekan-rekannya adalah pengingat bahwa di balik setiap masalah, selalu ada harapan untuk menumbuhkan semangat baru, bahkan di tengah situasi yang menantang seperti ini.





