Gunung Api Lewotobi Laki-laki Naik Level Awas, Bandara Frans Seda Maumere Ditutup

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 19 September 2025. Keputusan ini diambil setelah serangkaian erupsi terjadi pada malam hari dan dilanjutkan hingga keesokan harinya, dengan kolom abu tercatat mencapai ketinggian antara 1.000 hingga 6.000 meter di atas puncak gunung.

Akibat aktivitas vulkanik tersebut, operasi penerbangan di Bandara Frans Seda, Maumere, yang terletak di Kabupaten Sikka, ditutup sementara. Kepala Bandara, Partahian Panjaitan, mengonfirmasi bahwa penerbangan Wings Air dengan rute Maumere – Kupang telah terdampak. “Dengan melihat situasi saat ini, kami menyampaikan operasi penerbangan di Bandara Frans Seda ditutup sementara,” ujarnya dalam pesan singkat. Keputusan ini diambil untuk menjamin keselamatan penumpang dan kru pesawat dari potensi bahaya yang diakibatkan oleh abu vulkanik.

Dalam laporan yang dikeluarkan oleh PVMBG, tercatat bahwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menghasilkan asap berwarna putih dengan intensitas yang bervariasi. Dari pengamatan, asap tersebut memiliki ketinggian sekitar 50 hingga 1.000 meter dari puncak gunung. Dalam kondisi cuaca yang cerah hingga berawan, pergerakan angin yang lemah hingga kencang dapat membawa abu vulkanik ke arah bandara, berpotensi mengganggu operasi penerbangan.

Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi, memperingatkan bahwa abu vulkanik dari erupsi dapat mengganggu operasional bandara jika sebarannya mengarah ke area tersebut. Dia menambahkan, meskipun terjadi guguran, jarak dan arah luncuran tidak teramati secara visual. Data kegempaan yang tercatat sejak 11 hingga 19 September menunjukkan aktivitas signifikan, termasuk 6 kali gempa guguran, 40 kali gempa hembusan, dan 197 kali tremor non-harmonik.

Peningkatan gempa rendah frekuensi terjadi pada 19 September, diikuti oleh erupsi yang menghasilkan kolom abu dengan tinggi sama, yaitu berkisar 500-1000 meter. Proses inflasi atau pengembungan tubuh gunung pun teramati, menandakan peningkatan potensi erupsi yang perlu diwaspadai. Kecenderungan tersebut terlihat dalam data sistem Global Navigation Satellite System (GNSS) yang menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik dominan terjadi pada kedalaman dangkal.

PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km serta pada sektor barat daya hingga timur laut sepanjang 7 km dari pusat erupsi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah terkait tahapan mitigasi bencana.

Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ini tentu menjadi perhatian tidak hanya bagi penduduk sekitar, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang berada di wilayah Flores. Dinas terkait terus memantau perkembangan dan memberikan informasi terbaru untuk memastikan keselamatan publik.

Sementara itu, meskipun penutupan Bandara Frans Seda berdampak pada sejumlah penerbangan, pihak maskapai dan otoritas bandara berupaya untuk memberitahukan penumpang terkait informasi terbaru. Penanganan situasi ini menunjukkan koordinasi yang baik antara pihak berwenang dan masyarakat, demi menjaga keselamatan dan ketertiban.

Dalam beberapa minggu ke depan, perhatian akan terus tertuju pada aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi, sementara masyarakat berharap agar situasi ini dapat segera teratasi tanpa menimbulkan dampak yang lebih besar. Pengawasan yang ketat dan informasi yang cepat dan akurat menjadi kunci untuk merespons keadaan ini dengan baik.

Exit mobile version