Kondisi Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, kini kembali menunjukan stabilitas setelah melalui masa-masa kericuhan yang dipicu oleh isu SARA. Aktivitas masyarakat secara bertahap mulai pulih dan berjalan normal, menandakan perbaikan situasi yang berlangsung secara progresif. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, dalam siaran pers yang berlangsung di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, pada 20 September 2025.
Keadaan yang kondusif ini menjadikan masyarakat Yalimo kembali beraktivitas seperti biasa. Brigjen TNI Wahyu menyatakan, “Untuk Yalimo saat ini situasi kondusif. Kegiatan sudah berjalan dengan baik, aktivitas masyarakat juga sudah normal.” Pernyataan ini menggambarkan pemulihan yang cukup cepat setelah keadaan darurat yang sebelumnya melanda daerah tersebut.
Sebelumnya, kericuhan terjadi sebagai akibat dari ujaran kebencian yang menyebar di kalangan masyarakat. Menyikapi situasi tersebut, pemerintah dan pihak berwenang cepat mengambil tindakan untuk menjamin keamanan dan ketertiban. “Sekarang sudah mulai dilakukan pembenahan. Kerugian materiil diperbaiki, sementara korban luka juga sudah mendapatkan perawatan,” jelas Brigjen Wahyu, menggambarkan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi dampak dari insiden tersebut.
Pentingnya komunikasi sebagai sarana pencegahan konflik juga ditekankan oleh Wahyu. Ia berpendapat bahwa kehadiran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat krusial untuk meredam ketegangan. Tokoh-tokoh ini bukan hanya mampu memberikan pengaruh yang positif, tetapi juga dapat menjadi mediators dalam menyelesaikan konflik yang mungkin timbul di masa depan.
Wahyu melanjutkan, “Kalau permasalahan sudah terjadi, komunikasi harus segera dilakukan oleh pihak berkompeten. Kehadiran tokoh agama maupun tokoh masyarakat sangat penting karena mereka bisa menjadi panutan.” Hal ini memberikan harapan bahwa dialog yang konstruktif bisa menjadi solusi untuk masalah yang lebih besar di masa mendatang.
Dari sisi keamanan, pihak TNI dan aparat kepolisian juga melakukan langkah-langkah preventif guna memastikan bahwa insiden serupa tidak terulang. Monitoring dan pengawasan di daerah rawan dilaksanakan secara intensif, agar masyarakat dapat beraktivitas tanpa rasa takut.
Data di lapangan menunjukkan bahwa komunitas mulai kembali melaksanakan kegiatan sehari-hari, termasuk pelaksanaan pendidikan, perdagangan, dan kegiatan sosial lainnya. Keberhasilan pemulihan ini adalah bukti sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menciptakan stabilitas di wilayah tersebut.
Selain itu, penting untuk mencatat bahwa dinamika sosial dalam masyarakat Yalimo membutuhkan perhatian dan penanganan yang holistik. Mengedukasi masyarakat mengenai bahaya dari provokasi dan menjaga hubungan antarsuku tetap harmonis adalah langkah yang harus terus diupayakan.
Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kerukunan, diharapkan situasi serupa dapat dicegah di masa mendatang. Kedisiplinan dan keterlibatan masyarakat, ditambah dengan pengawasan dari pihak berwenang, akan menjadi modal penting bagi terciptanya Yalimo yang aman dan damai.
Berbagai program pendidikan dan sosialisasi diharapkan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keharmonisan. Pendekatan ini bukan hanya menyasar remaja atau anak-anak, tetapi juga orang dewasa dan tokoh masyarakat, agar semua pihak terlibat dalam menjaga kondusivitas daerah.
Dengan langkah-langkah proaktif yang diambil, diharapkan Yalimo terus melaju ke arah yang lebih baik, menjadikan wilayah ini sebagai contoh kegiatan pemulihan yang efisien dan efektif saat menghadapi tantangan sosial.
