Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadi pemimpin yang memiliki karakter kuat dan visi yang jelas. Dalam pernyataannya, Bima menekankan pentingnya kualitas pemimpin yang akan membentuk masa depan birokrasi saat memberikan keynote speech di acara Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) di Aula Gunung Gede, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Bandung, pada Senin (22/9/2025).
Bima Arya menyatakan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, diperlukan tiga unsur utama: karakter, kompetensi, dan visi yang jelas. Ia mengajak para peserta untuk memiliki cita-cita yang tinggi. “Targetnya ya shoot for the moon. And if we miss, you’ll be falling among the stars,” kata Bima, menggambarkan pentingnya menetapkan ambisi yang tidak setengah-setengah dalam kepemimpinan.
Dalam paparan tersebut, Wamendagri juga menyoroti pilihan penting yang dihadapi setiap pemimpin dalam satu perjalanan birokrasi. Ia menjelaskan bahwa menjadi pemimpin berarti memilih antara menjadi agen perubahan yang membawa transformasi atau sekadar berdasar pada kepentingan individu. Menurutnya, keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi individu itu sendiri, tetapi juga akan berpengaruh luas terhadap masyarakat.
Bima menciptakan empat matriks model kepemimpinan, yaitu Fighting, Looser, Skilled, dan Unskilled. Dalam penjelasannya, ia menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin bisa memiliki keterampilan tanpa semangat juang yang tinggi, atau sebaliknya. “Akan lebih baik jika pemimpin memiliki jiwa petarung sekaligus keterampilan yang memadai. Karena mereka yang memiliki passion bertarung akan terus mengembangkan kemampuannya,” ungkapnya.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pemahaman tentang momentum. Dalam konteks kepemimpinan, Bima mengaitkan konsep momentum dalam fisika dengan kebijakan yang dijalankan oleh pemimpin. Ia menggambarkan bahwa momentum berkaitan erat dengan kualitas diri dan keterampilan. “Momentum adalah sahabat terbaru bagi pemimpin. Momentum tidak hanya ditunggu, tetapi juga diciptakan,” tegasnya.
Bima Arya juga mengingatkan bahwa dalam menjalankan tugas birokrasi, ASN harus berhati-hati terhadap berbagai jebakan yang dapat menghambat pelaksanaan kebijakan. Ia menyebutkan jebakan seremonial dan politik yang dapat mengaburkan fokus dan menghabiskan waktu tanpa manfaat yang jelas.
“Banyak jebakan yang bisa membuat kita kehilangan arah. Ini adalah hal yang penting untuk diingat oleh ASN yang baru dilantik,” kata Bima, menekankan perlunya fokus dan kemauan untuk maju. Ia berharap agar setiap ASN dapat menjalankan tugas dengan baik, karena pengabdian yang tulus akan mendapatkan balasan yang seimbang, baik di dunia maupun akhirat.
Acara tersebut juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Sugeng Hariyono dan Kepala PPSDM Regional Bandung Indra Maulana Syamsul Arief. Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah yang hadir secara hybrid, menunjukkan komitmen Kementerian Dalam Negeri dalam pengembangan sumber daya manusia di lingkungan birokrasi.
Dengan pemikiran yang terarah dan visi yang jelas, Wamendagri Bima Arya berupaya untuk mempersiapkan generasi pemimpin masa depan yang tidak hanya mampu memahami tugas dan tanggung jawab mereka, tetapi juga siap membawa perubahan positif bagi masyarakat. Ini adalah langkah penting dalam membangun birokrasi yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat di era sekarang.
