Sejumlah purnawirawan TNI kini menduduki jabatan strategis di Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penunjukan mereka dianggap strategi efektif untuk meningkatkan kecepatan, kedisiplinan, dan ketegasan dalam pelaksanaan program tersebut. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa kehadiran para mantan perwira TNI sangat diperlukan untuk percepatan kerja BGN.
Dadan menjelaskan bahwa keahlian dan pengalaman purnawirawan TNI dalam mengelola operasi di lapangan sangat berharga. "Kami harus bekerja ekstra cepat sampai ke wilayah-wilayah, dan mereka sudah terbiasa melakukan itu," ujarnya. Dengan latar belakang disiplin militer yang kuat, diharapkan program gizi nasional dapat terlaksana dengan optimal.
Tugas dan Fungsi BGN
Badan Gizi Nasional memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pelayanan gizi nasional. sejumlah fungsi utama BGN meliputi:
- Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang tata kelola, penyediaan, penyaluran, promosi, kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan gizi nasional.
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan teknis tersebut.
- Mengelola pelatihan, dukungan administrasi, serta barang milik negara yang menjadi tanggung jawab BGN.
- Melakukan pengawasan internal dan memberikan dukungan substantif untuk seluruh unsur organisasi.
- Melaksanakan fungsi lain yang diberikan langsung oleh presiden.
Dari tugas-tugas ini, jelas bahwa BGN membutuhkan SDM yang terbiasa bekerja cepat dan efektif.
Daftar Purnawirawan TNI di Jajaran BGN
BGN kini dipimpin oleh sejumlah purnawirawan TNI yang menempati posisi kunci, sebagai berikut:
- Wakil Kepala BGN: Mayjen (Purn) Lodewyk Pusung
- Sekretaris Utama BGN: Brigjen (Purn) Sarwono
- Inspektur Utama BGN: Brigjen (Purn) Jimmy Alexander Adirman
- Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN: Brigjen (Purn) Suardi Samiran
- Deputi Pemantauan dan Pengawasan BGN: Mayjen (Purn) Dadang Hendrayudha
Dengan pengalaman dan latar belakang mereka, diharapkan koordinasi dan proses distribusi program MBG dapat berjalan lancar dan menjangkau semua lapisan masyarakat.
Risiko Besar dalam Pelaksanaan Program MBG
Dalam konferensi pers, Dadan Hindayana juga mengungkapkan dua risiko besar yang perlu diantisipasi selama program MBG berjalan. Pertama, risiko penyalahgunaan anggaran. Dadan optimis bahwa pengawasan yang ketat mampu meminimalkan potensi penyalahgunaan.
Kedua, risiko gangguan pencernaan di kalangan penerima manfaat bisa menjadi ancaman serius. Dadan mencontohkan sebuah kejadian di Garut, di mana makanan telah siap tetapi penyajian tidak tepat, menyebabkan makanan menjadi basi. "Hal-hal seperti itu membuat saya deg-degan setiap hari," ungkapnya.
Dengan latar belakang purnawirawan TNI, diharapkan masalah koordinasi dan distribusi dapat teratasi dengan baik, sehingga kualitas makanan bergizi terjaga dan risiko diminimalisir.
Dominasi purnawirawan TNI di jajaran pejabat tinggi BGN menjadi kunci untuk memastikan program MBG dapat berjalan cepat, tepat, dan menyeluruh. Pengalaman operasional mereka di medan yang menantang diyakini akan memberikan kontribusi besar dalam menjaga keberhasilan program gizi nasional ini. BGN, dengan dukungan SDM berkualitas, siap mengatasi tantangan menuju ketersediaan gizi yang merata bagi seluruh masyarakat.
