Tim Dosen UNY Deteksi Potensi Tiga Desa untuk Pembangunan Lokal Berkelanjutan

Tim Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang dipimpin oleh Dr. Anik Widiastuti, S.Pd., M.Pd., baru-baru ini berhasil melakukan pemetaan potensi tiga desa di Kabupaten Gunungkidul. Desas tersebut adalah Siyono, Rongkop, dan Petir. Hasil dari penelitian ini sangat penting untuk menyusun program pembangunan yang berbasiskan potensi lokal, terutama di area yang memiliki tantangan unik seperti kawasan karst tersebut.

Pemetaan potensi desa dihasilkan melalui kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan partisipasi masyarakat setempat. Dr. Anik menjelaskan, “Melalui program TERA Semesta Saintek, kami berhasil mengumpulkan data mengenai potensi yang ada di wilayah ini dan merumuskan langkah-langkah lanjutan untuk meningkatkan ketahanan air, agraria, dan otonomi desa yang kami sebut ketahanan Triple-A.” Upaya ini menciptakan sinergi yang diharapkan dapat membangun ekosistem saintifik yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Kawasan yang menjadi fokus penelitian ini merupakan area karst yang terkenal dengan keterbatasan air dan tantangan dalam bidang pertanian. Tim UNY melakukan pemetaan guna merancang strategi ketahanan yang berkelanjutan, mengingat kemampuan pertanian dan keberlanjutan ekonomi lokal sangat bergantung pada manajemen sumber daya alam yang baik.

Dari data yang dikumpulkan, Desa Petir menunjukkan potensi luar biasa, baik fisik maupun nonfisik. Potensi fisik mencakup keberadaan 11 goa, serta 5 telaga meskipun kondisi telaga tersebut kini kering. Sementara itu, potensi nonfisik terlihat dari keberagaman atraksi budaya seperti Wayang Uwuh dan Kirab Sadranan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memperkaya budaya lokal.

Dalam bidang pertanian, kawasan ini menghasilkan berbagai komoditas seperti singkong, ubi jalar, dan jagung. Masyarakat diimbau untuk berinovasi dalam produksi olahan agraria dengan memanfaatkan hasil pertanian yang melimpah. Hal ini termasuk pengembangan produk mocaf dan brownies mocaf, yang direncanakan menjadi produk khas dari daerah ini.

Namun, Dr. Anik menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam pengembangan pertanian, yakni keterbatasan air. Sumber air utama berasal dari PDAM dan hujan. Masyarakat pun telah menyadari pentingnya penghijauan untuk mendukung keberadaan sumber air. Penghijauan tersebut dilakukan di beberapa dusun seperti Siyono dan Petir, dengan harapan dapat menambah ketersediaan air di masa depan.

“Di masa mendatang, kami akan menanam pohon-pohon khas kawasan karst yang dapat membantu meningkatkan ketahanan air,” ujar Anik. Inisiatif semacam ini tidak hanya penting untuk keberlangsungan pertanian, tetapi juga mendukung ketahanan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan pemetaan potensi ini, UNY berharap dapat mengimplementasikan program-program yang nyata dan aplikatif. Melalui kerjasama antara akademisi dan masyarakat, diharapkan pengembangan potensi lokal di kawasan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Pembangunan desa berbasis potensi lokal yang terencana dan terarah akan mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi serta memastikan keberlangsungan hidup masyarakat di daerah yang memiliki tantangan lingkungan seperti kawasan karst Gunungkidul.

Berita Terkait

Back to top button