DPRK Paniai Tanyakan Keberadaan Pasukan Non-Organik TNI di Paniai

Anggota DPRK Kabupaten Paniai, Yudas Nawipa, menyoroti kehadiran pasukan non-organik TNI yang belakangan ini menyebabkan keresahan di tengah masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran pasukan tersebut tidak didukung dengan informasi yang memadai, membuat warga Paniai merasa terancam, terutama setelah mengalami trauma akibat konflik sebelumnya.

Yudas menjelaskan bahwa masyarakat Paniai baru mulai merasakan situasi yang damai dan kondusif setelah sekian lama berada dalam ketidakpastian akibat pertikaian. “Kini, kami berharap untuk lebih menata kehidupan yang telah lama tertekan oleh konflik,” ujarnya dalam keterangan resminya. Ia menjelaskan bahwa pasukan organik TNI-Polri serta Satuan Tugas (Satgas) telah berhasil menciptakan suasana aman, sehingga kehadiran pasukan non-organik ini menimbulkan kebingungan dan rasa takut.

Kehadiran pasukan dalam sepekan terakhir dinilai sangat mendadak bagi masyarakat. “Kami tidak memahami tujuan dari penempatan pasukan ini. Bahkan, kami sebagai wakil rakyat tidak memiliki akses untuk berkoordinasi dengan mereka,” tambahnya. Situasi ini menjadi semakin kritis, di mana informasi mengenai tindakan patroli tengah malam dan penggeledahan rumah-rumah membuat warga semakin resah.

Sementara itu, Ketua Satgas Pengawalan Pembangunan Kampung, Yunus Kadepa, menyatakan bahwa dampak dari kehadiran pasukan non-organik ini telah mendorong ribuan warga untuk mengungsi ke daerah yang dianggap lebih aman. “Rasa takut di tengah malam membuat banyak orang meninggalkan kampung. Mereka bertanya tentang alasan kehadiran pasukan ini, namun kami tidak dapat memberikan jawaban yang memadai karena kami tidak memiliki informasi,” ungkap Yunus.

Kekhawatiran yang serupa muncul juga dari berbagai utusan suku di wilayah tersebut, yang sudah berulangkali mendatangi Yunus untuk mendapatkan penjelasan. Namun, tanpa adanya informasi resmi dari pemerintah atau pihak militer, mereka terpaksa berdiam diri. “Kami berharap agar Panglima TNI dapat memberikan kejelasan dan arahan tentang kehadiran mereka ini untuk menenangkan suasana,” kata Yunus.

Sampaikan permohonan yang sama, Yudas juga meminta agar operasi pasukan non-organik ini ditunda sampai ada informasi dan koordinasi yang jelas. “Ini penting agar kepercayaan masyarakat dapat dipulihkan. Tanpa kepercayaan, bagaimana bisa kami melanjutkan pembangunan dan perekonomian di wilayah kami?” tanya Yudas dengan penuh harap.

Masyarakat Paniai, yang telah berjuang untuk mengembalikan stabilitas dan membangun kembali kehidupan setelah konflik, kini menghadapi tantangan baru. Trauma yang mereka alami ditambah dengan ketidakpastian kehadiran pasukan non-organik TNI dapat menghambat proses pemulihan dan pembangunan yang telah dimulai.

Pihak DPRK berharap agar komunikasi antara pemerintah daerah dan pusat dapat terjalin dengan baik sehingga informasi yang akurat bisa sampai kepada masyarakat. Dengan begitu, warga dapat merasa aman dan fokus untuk membangun kehidupan mereka tanpa ancaman atau ketakutan yang menghantui.

Keberadaan pasukan non-organik ini menekankan pentingnya model komunikasi yang baik dalam konteks keamanan dan stabilitas di wilayah yang masih berusaha menemukan jalan kembali ke normalitas. Sebuah langkah yang diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, melainkan juga memberi ruang bagi masyarakat untuk menyatakan pandangan dan kebutuhan mereka secara langsung.

Exit mobile version