Momen Prabowo Berdoa Ditemani Gibran Saat Tinjau Sumur Lubang Buaya

Presiden Prabowo Subianto melakukan peninjauan ke Sumur Lubang Buaya di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, pada Rabu (1/10/2025). Dalam momen emosional tersebut, Prabowo didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah upacara peringatan Kesaktian Pancasila berakhir. Kunjungan ini mencerminkan penghormatan pada para pahlawan yang pernah menjadi korban tragedi yang terjadi di tempat tersebut.

Setibanya di lokasi, Prabowo dan Gibran terlihat melangkah dengan penuh khidmat menuju Sumur Maut, yang dikenal sebagai tempat di mana tujuh pahlawan revolusi, termasuk enam jenderal dan satu perwira pertama, dibunuh dalam peristiwa kelam pada 1 Oktober 1965. Kegiatan ini diiringi dengan lagu "Gugur Bunga" karya Ismail Marzuki, menambah suasana yang khidmat.

Prabowo, dalam momen ini, mengangkat kedua tangannya dan memanjatkan doa di depan sumur yang memiliki kedalaman 12 meter dan diameter 75 sentimeter tersebut. Tindakan berdoa ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol penghormatan dan pengingat akan pentingnya peristiwa sejarah yang terjadi di lokasi tersebut.

Sumur Lubang Buaya menyimpan kenangan pahit bagi bangsa Indonesia. Pada tahun 1965, sejumlah jenderal dan perwira TNI Angkatan Darat yang merupakan pahlawan Republik ini tewas dalam peristiwa yang mengguncang bangsa. Di antaranya adalah Jenderal AH Nasution, Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal R Soeprapto, serta beberapa jenderal lainnya. Kenangan tersebut tetap diingat setiap tahun, terutama saat peringatan Kesaktian Pancasila.

Konteks Peringatan Kesaktian Pancasila

Peringatan hari Kesaktian Pancasila setiap tahun diadakan untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan. Selain itu, peringatan ini juga dimaksudkan untuk mendidik generasi muda tentang arti penting Pancasila sebagai dasar negara. Dengan kembali mengingat sejarah kelam ini, diharapkan masyarakat lebih mengapresiasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Acara kali ini dipimpin oleh Prabowo, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Kehadiran Gibran sebagai Wakil Presiden menambah bobot makna dari momen peringatan tersebut. Dalam konteks politik saat ini, kedua tokoh ini menunjukkan komitmen untuk menjaga integritas dan kehormatan bangsa melalui penghormatan terhadap sejarah.

Peran Penting Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga menjadi tempat refleksi bagi banyak orang. Setiap tahunnya, ratusan bahkan ribuan orang mengunjungi tempat ini untuk mengenang para pahlawan. Dalam catatan sejarah, kejadian yang terjadi di Lubang Buaya merupakan salah satu peristiwa yang membentuk arah politik dan sosial Indonesia di masa yang akan datang.

Dalam pernyataan setelah upacara, Prabowo menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila serta meneruskannya kepada generasi penerus. "Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kejadian tragis semacam ini tidak terulang kembali," ungkap Prabowo.

Dengan adanya kehadiran para pemimpin seperti Prabowo dan Gibran di acara tersebut, diharapkan mampu menginspirasi masyarakat untuk selalu mengenang sejarah dan menjadikannya sebagai pembelajaran. Penekanan pada pentingnya sejarah ini sejalan dengan agenda pemerintah yang ingin memperkuat rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.

Acara peringatan tahun ini menjadi simbol tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga bagi rakyat Indonesia untuk merenungkan kembali komitmen terhadap persatuan dan kesatuan. Peninjauan Prabowo ke Sumur Lubang Buaya dengan didampingi Gibran menjadi representasi pentingnya pemahaman sejarah dalam membangun masa depan bersama.

Src: https://www.inews.id/news/nasional/momen-prabowo-berdoa-didampingi-gibran-saat-tinjau-sumur-lubang-buaya/all

Exit mobile version