Bos BGN Minta SPPG Masak Menu MBG Pakai Air Galon, Apa Tujuan Sebenarnya?

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, telah menginstruksikan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) menggunakan air galon dalam proses memasak. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan sanitasi dalam pengolahan makanan, terutama setelah terjadi beberapa kasus keracunan makanan di berbagai lokasi.

Dalam rapat yang digelar bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Dadan menegaskan pentingnya penggunaan air galon untuk memasak. Dia menjelaskan, “Terutama untuk memasak, kita sudah instruksikan agar mereka menggunakan air galon.” Ini merupakan respons terhadap masalah sanitasi yang teridentifikasi dalam beberapa dapur MBG, yang tidak memiliki sistem pengolahan air bersih yang memadai.

Berdasarkan informasi yang disampaikan, Dadan mencatat bahwa banyak dapur MBG yang belum memastikan kualitas air yang digunakan. “Dari kejadian di berbagai tempat, nampak juga bahwa belum semua air di SPPG memiliki sanitasi yang baik,” tambahnya. Melihat konteks ini, Dadan juga merekomendasikan agar air yang digunakan untuk mencuci peralatan dapur disaring untuk menghindari kontaminasi.

Langkah ini semakin didukung oleh perintah Presiden Prabowo Subianto, yang meminta agar seluruh SPPG dilengkapi dengan alat sterilisasi. Dadan menjelaskan bahwa peralatan makan seharusnya dicuci menggunakan air panas sebagai bagian dari protokol sanitasi yang lebih ketat. “Setelah kita cek SPPG-nya bagus sekali, ketika kita cek apakah mencucinya menggunakan air panas, ternyata belum disiapkan,” ujarnya.

Kekhawatiran mengenai kualitas makanan yang disediakan di SPPG menjadi semakin nyata ketika BGN mengungkapkan data yang mencengangkan: sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan makanan terkait program MBG antara Januari hingga September 2025. Kasus tersebut menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat, serta penurunan kepercayaan terhadap program yang dirancang untuk menyediakan makanan sehat bagi masyarakat kurang mampu.

Dalam upaya untuk memperbaiki situasi, Dadan menambahkan bahwa BGN akan membantu SPPG dalam melakukan penyesuaian. “Mereka juga harus mulai memitigasi terkait dengan trauma yang akan timbul pada penerima manfaat,” ujarnya. Penutupan sementara beberapa SPPG akan dilakukan hingga mereka mampu menunjukkan perbaikan dalam memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi.

BGN berkomitmen untuk mendampingi SPPG dalam proses ini. Laporan investigasi terkait keracunan juga diharapkan dapat memberi pemahaman lebih jelas mengenai permasalahan yang ada di lapangan. Dadan menjelaskan, proses masak hingga pengiriman optimalnya seharusnya tidak lebih dari empat jam, untuk meminimalisir risiko kontaminasi dan menjaga kualitas makanan.

Langkah ini merupakan bagian dari reformasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua makanan yang dihasilkan melalui program MBG aman dan berkualitas tinggi. Dadan menekankan bahwa tindakan tegas harus dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi insiden keracunan yang merugikan penerima manfaat.

Melalui semua upaya ini, BGN berharap dapat memulihkan rasa percaya masyarakat terhadap program gizi ini, sekaligus memastikan bahwa semua warga negara, khususnya yang membutuhkan, dapat mengakses makanan yang tidak hanya bergizi tetapi juga aman untuk dikonsumsi.

Src: https://www.viva.co.id/berita/nasional/1851793-bos-bgn-minta-sppg-masak-menu-mbg-pakai-air-galon-ini-tujuannya?page=all

Exit mobile version