Dua ambulans terlihat keluar dari Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Ambulans tersebut membawa dua jenazah yang diduga merupakan korban ambruknya musala di dalam ponpes, yang terjadi pada Senin, 29 September lalu. Dengan kepergian dua ambulans ini, total korban tewas akibat insiden tersebut kini mencapai tujuh orang.
Situasi di lokasi kejadian terus diupayakan untuk ditangani dengan segera. Petugas di lapangan terlihat mempercepat proses evakuasi korban dengan menghadirkan alat berat ke lokasi bencana. Tiga unit alat berat excavator baru saja masuk ke area Ponpes Al Khoziny, untuk membantu mengangkat runtuhan bangunan yang masih tersisa. “Tolong minggir, alat berat masuk,” teriak salah satu petugas saat alat berat beroperasi.
Sejak Kamis sore, penggunaan alat berat dianggap perlu untuk proses evakuasi. Hal ini dikarenakan banyak puing bangunan yang menghalangi jalan untuk mengevakuasi korban. Selain tiga excavator yang baru saja masuk, dua alat berat lain yakni crane dan wheel loader juga telah beroperasi di lokasi sejak Kamis malam. Dengan penambahan ini, total ada tujuh alat berat yang digunakan untuk membersihkan puing-puing reruntuhan dan mencari korban yang mungkin masih terjebak.
Penggunaan alat berat terlihat efektif dalam mempercepat proses evakuasi dan memberikan akses yang lebih baik bagi tim penyelamat. Mereka berupaya keras menggali reruntuhan untuk menemukan kemungkinan adanya korban lain di dalamnya. Sementara itu, pihak berwenang dan keluarga korban berdoa agar tak ada lagi korban yang ditemukan.
Situasi di area Ponpes Al Khoziny sangat emosional, dengan banyak santri dan keluarga korban berkumpul menantikan kabar. Beberapa di antara mereka tampak sangat terpukul, terutama orangtua korban yang kehilangan anak-anak mereka dalam tragedi ini. Kejadian ini juga memicu banyak respons dan solidaritas dari masyarakat, terutama dalam bentuk bantuan dan dukungan untuk keluarga korban.
Berita lainnya mengenai insiden ini menunjukkan bahwa ambruknya musala Ponpes Al Khoziny telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah dan organisasi kemanusiaan. Penyelidikan mengenai penyebab ambruknya bangunan kini tengah dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Potensi kerusakan struktural pada bangunan yang banyak digunakan serta pengawasan konstruksi menjadi beberapa isu penting yang diangkat.
Dari informasi yang diperoleh, pihak kepolisian dan instansi terkait lainnya akan terus berkoordinasi dalam upaya evakuasi dan investigasi. Masyarakat juga diimbau untuk tetap mengawasi perkembangan berita dan menjaga solidaritas dalam menghadapi bencana ini.
Saat ini, Tanto, salah satu petugas di lokasi, menyatakan bahwa evakuasi akan terus dilakukan hingga semua jenazah ditemukan. “Kami tidak akan berhenti hingga semua kemungkinan sudah dicari,” ujarnya sambil menunjukkan komitmen tim yang bekerja di lapangan.
Dari situasi yang ada, bisa disimpulkan bahwa penanganan kejadian ini melibatkan banyak pihak dan menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Diharapkan, keluarga korban bisa segera menerima dukungan yang mereka butuhkan dan proses pemulihan bisa berlangsung dengan lebih menyeluruh.
Kedepannya, dengan adanya investigasi dan evaluasi terhadap bangunan Ponpes Al Khoziny, diharapkan langkah-langkah pencegahan akan lebih diutamakan, demi keselamatan santri dan masyarakat sekitar.
Source: mediaindonesia.com





