PLN Sulap Limbah Jagung Jadi Listrik, Petani Tuban Raih Penghasilan Tambahan

Petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kini merasakan manfaat nyata dari inisiatif PT PLN Nusantara Power (NP). Melalui program ini, limbah pertanian seperti bonggol dan jerami jagung, yang sebelumnya tidak bernilai, kini dapat dijual dan diolah menjadi biomassa untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif di PLTU Tanjung Awar-Awar dengan kapasitas 2 x 350 MW. Dengan demikian, para petani tidak hanya mendapatkan tambahan penghasilan, tetapi juga berkontribusi terhadap upaya transisi energi yang lebih berkelanjutan.

Muzamil, salah satu petani dari Kelompok Tani Sido Makmur di Desa Beji, menyatakan, “Sekarang, limbah jagung yang dulu hanya dibiarkan dapat mendatangkan tambahan rupiah. Kami sangat berterima kasih kepada PLTU Tanjung Awar-Awar yang telah menginisiasi program ini.” Penjualan limbah jagung memberi harapan baru bagi para petani, yang selama ini hanya bisa melihat sisa hasil panen bernilai rendah.

Pengalaman serupa diungkapkan oleh petani lain, Roni, yang menambahkan bahwa program ini tidak hanya mendongkrak ekonomi, tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan. Roni menyebutkan bantuan infrastruktur baru, seperti sumur sibel, yang kini membuat proses pengairan jauh lebih efisien. “Alhamdulillah, biaya sewa air menjadi lebih hemat dan efektif,” tambahnya.

Inisiatif PLN NP dalam memanfaatkan limbah jagung juga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan nama Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi). Kabupaten Tuban, sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional dengan lebih dari 760 ribu ton jagung per tahun, menghasilkan banyak limbah pertanian yang selama ini dibakar, berkontribusi pada polusi dan pemborosan sumber daya.

PLN bersama Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN) kini menampung limbah tersebut, didukung oleh mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari. Ketika mesin ini diujicoba pada 20 September lalu, Ketua Koperasi ECN, Bang Am, mengungkapkan bahwa petani kini tidak perlu membakar sisa panen dan bisa langsung menyalurkan limbahnya ke koperasi. “Dengan mesin ini, kami bisa memproduksi biomassa agar dapat menyerap limbah pertanian jagung lebih banyak,” ujarnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN dalam menerapkan co-firing biomassa sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat swasembada energi yang berkelanjutan. “PLN kini tidak hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi menyediakan energi yang bersih dan terjangkau, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan,” tambahnya.

Hal serupa disampaikan oleh Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah. Menurutnya, penggunaan limbah jagung sebagai biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar juga menunjukkan bahwa transisi energi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan selaras. “Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi para petani lokal yang selama ini kesulitan dalam mengelola limbahnya,” pungkas Ruly.

Dengan keberhasilan program ini, diharapkan petani di Tuban akan terus merasakan manfaatnya dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka. Inisiatif ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara industri energi dan sektor pertanian dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak. Melalui pemanfaatan limbah pertanian, bukan hanya pendapatan petani yang meningkat, tetapi juga kontribusi mereka terhadap lingkungan semakin signifikan.

Source: mediaindonesia.com

Exit mobile version