Peristiwa ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo menyisakan dampak mendalam, tidak hanya bagi santri dan keluarga yang terkena tetapi juga bagi masyarakat luas. Di balik tragedi ini, terdapat kisah heroik para tenaga medis dan tim SAR yang menunjukkan dedikasi tinggi dalam menyelamatkan korban. Salah satu yang mencolok adalah Dokter Aron Simatupang, yang menjadi sorotan berkat tindakan heroiknya di lokasi bencana.
Dalam situasi yang penuh tekanan, Dokter Aron melakukan tindakan medis yang ekstrem. Di tengah reruntuhan, ia terpaksa mengambil keputusan sulit untuk melakukan amputasi pada salah satu korban yang terhimpit beton selama berjam-jam. Dalam pernyataannya, Aron mengungkapkan, “Jika tidak dilakukan amputasi, nyawanya bisa hilang.” Tindakan ini dilakukan di bawah kondisi yang jauh dari standar keselamatan, seperti minimnya cahaya, oksigen, dan keharusan untuk beroperasi tanpa alat steril.
Meskipun tantangan berat harus dihadapi, prioritas utama Dokter Aron dan timnya adalah menyelamatkan nyawa korban. Dalam program televisi, Aron menekankan pentingnya komunikasi dengan korban yang masih sadar, yang membantu proses medis di lokasi. “Dari situ kami tahu apakah pernapasannya baik dan darah ke otak masih cukup. Sekaligus juga untuk menenangkan korban,” ujarnya.
Keberhasilan tim penyelamat tidak terlepas dari kerjasama yang solid antara berbagai pihak, termasuk RSUD Notopuro Sidoarjo, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan lokal. Usai melakukan amputasi darurat, Dokter Aron dan tim segera membawa korban ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut. Hasil dari tindakan tersebut membuahkan hasil positif, di mana nyawa santri berhasil diselamatkan dan mendapat apresiasi dari masyarakat serta keluarga korban.
Meskipun demikian, tragedi ini menyisakan duka yang mendalam. Dokter Aron dengan tulus menyampaikan rasa dukanya terhadap keluarga korban. “Kami turut berduka terhadap keluarga korban, dan berterima kasih untuk setiap elemen yang bekerja keras dalam evakuasi ini. Semua bekerja solid sebagai satu tim,” ungkapnya.
Dalam situasi darurat seperti ini, tindakan cepat dan sigap sangat dibutuhkan untuk meminimalisir risiko. Pengalaman Dokter Aron dan tim di lokasi menunjukkan betapa pentingnya kesiapan medis dalam menangani bencana. Hal ini juga menyoroti perlunya pelatihan bagi tenaga medis agar dapat segera mengambil keputusan tepat di lapangan, meskipun dalam kondisi tertekan.
Keberadaan tim SAR yang terlatih juga esensial dalam evakuasi korban. Koordinasi yang berjalan baik antar berbagai instansi adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa di saat-saat kritis. Upaya heroik yang ditunjukkan oleh Dokter Aron dan timnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa di balik setiap tragedi, selalu ada harapan dan jiwa kepahlawanan.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa masyarakat perlu lebih aware dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan bencana. Diskusi mengenai penguatan infrastruktur, pelatihan penyelamatan, serta kerjasama antar lembaga dalam menghadapi bencana perlu terus dilakukan demi keselamatan bersama.
Sebagai bagian dari refleksi, masyarakat diharapkan dapat memberikan dukungan dan perhatian bagi para korban dan keluarganya. Dengan demikian, tidak hanya dibangun kembali fisik dari Ponpes Al Khoziny, tetapi juga semangat dan harapan bagi semua orang yang terdampak oleh peristiwa memilukan ini.
Source: www.viva.co.id
