Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 7 sentimeter di Beo, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,6 mengguncang wilayah Melonguane pada Jumat, 10 Oktober 2025, pukul 08.43 WIB. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa tsunami ini tergolong sebagai tsunami minor.
Hasil analisis BMKG memperbarui magnitudo gempa menjadi 7,4. Gempa tersebut terletak pada koordinat 7,23° Lintang Utara dan 126,83° Bujur Timur, sekitar 275 kilometer barat laut Pulau Karatung, dengan kedalaman 58 kilometer. Daryono menjelaskan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa dangkal, yang disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng.
BMKG juga mengeluarkan pernyataan terkait potensi tsunami yang dipicu oleh gempa ini, dengan status ancaman waspada di beberapa daerah, termasuk Kepulauan Talaud, Kota Bitung, dan sebagian Minahasa Utara dan Selatan. Menurut Daryono, mekanisme sumber gempa menunjukkan pergerakan naik (thrust fault) yang efektif dalam memicu gelombang tsunami.
Meskipun banyak yang khawatir, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa yang ditimbulkan dari gempa tersebut. Namun, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjauhi pantai serta tepian sungai. Daryono juga menekankan pentingnya mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan.
Untuk status ancaman bencana, BMKG telah membagi kategori evakuasi berdasarkan kondisi terkini yang meliputi tiga level: “Awas,” “Siaga,” dan “Waspada.” Untuk wilayah berstatus “Awas,” disarankan untuk melakukan evakuasi menyeluruh ke tempat aman. Sementara itu, pada status “Siaga,” persiapan evakuasi harus segera dilakukan jika kondisi memburuk. Pada status “Waspada,” masyarakat diminta untuk menghindari pantai dan tepian sungai hingga situasi dinyatakan aman.
BMKG terus memantau perkembangan situasi dan akan memberikan informasi terkini kepada publik. Pemerintah daerah di daerah yang berpotensi terdampak dihimbau untuk segera mengambil tindakan yang sesuai dengan protokol bencana, agar masyarakat terhindar dari risiko yang lebih besar.
Penting bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi dari BMKG dan siap melakukan langkah-langkah keamanan, terutama pada situasi bencana alam seperti ini. Dengan kewaspadaan dan tindakan preventif, diharapkan dapat meminimalisir dampak dari bencana yang mungkin terjadi.
Ketika bencana melanda, kerja sama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat penting untuk menjaga keselamatan semua pihak. Masyarakat di kawasan pesisir diingatkan untuk tetap waspada dan selalu siap mengikuti perkembangan informasi terkait bencana dari sumber resmi.
Source: www.inews.id





