
Aksi Bela Palestina di Patung Kuda, Jakarta Pusat, menjadi momentum penting dengan pengusulan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendirikan ‘Palestina Room’ di markas besarnya. Usulan ini merupakan bagian dari deklarasi yang dibacakan oleh sejumlah tokoh yang hadir dalam aksi tersebut. Poin utama yang disoroti adalah perlunya ruang khusus untuk koordinasi persiapan kemerdekaan Palestina.
Koordinator aksi, Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API-Palestina), menekankan pentingnya dukungan seluruh bangsa Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia. Mereka mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk fokus pada persatuan, meninggalkan perpecahan, dan menolak normalisasi hubungan dengan penjajah Israel. “Bersatu dalam satu barisan keimanan dan kemanusiaan demi membela pembebasan Palestina dan keselamatan Masjidil Aqsa,” ungkap pernyataan dari API-Palestina.
Para tokoh yang membacakan deklarasi tersebut mencakup figur-figur berpengaruh, seperti Ketua Umum FSLDK, M. Fadhil Abdurrahim, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, dan aktivis lainnya seperti KH. Ferry Nur. Mereka bersuara bersama untuk menunjukkan komitmen terhadap isu kemanusiaan yang tengah dialami rakyat Palestina.
Dalam agenda aksi ini, Muhammad Husein, seorang aktivis Palestina, juga menekankan pentingnya peran serta pemerintah Indonesia dalam mengawal gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Ia menyampaikan harapannya agar pemerintah tidak terjebak dalam narasi yang menitikberatkan pada keselamatan Israel di atas kepentingan kemanusiaan Palestina. “Kawal, kawal, kawal bersama, kawal bersama gencatan senjata,” tegasnya.
Sikap tegas Husein mencerminkan kepedulian mendalam terhadap nasib anak-anak di Palestina yang selama dua tahun tidak bisa bersekolah akibat konflik yang berkepanjangan. “Mereka mengajarkan arti kemanusiaan kepada kita,” katanya. Pernyataan ini menambah dimensi emosional dari aksi, mengingat situasi yang dihadapi oleh warga sipil di wilayah konflik.
Diharapkan, dengan adanya ruang khusus ‘Palestina Room’ di PBB, isu-isu yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Palestina dapat memperoleh perhatian dan pengaturan yang lebih efektif di tingkat internasional. Usulan ini juga merupakan bentuk dorongan terhadap negara-negara anggota PBB untuk lebih aktif dalam mendukung upaya perdamaian di region tersebut.
Aksi ini bukan sekadar tentang simbolisme, tetapi juga merupakan panggilan untuk menciptakan solidaritas internasional yang nyata. Dukungan dari masyarakat sipil, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, memegang peranan vital dalam mendukung perjuangan Palestina. Mereka bisa menjadi penggerak utama dalam menekan pemerintah masing-masing agar mendukung isu ini di forum-forum internasional.
Pengusulan ‘Palestina Room’ di PBB menjadi simbol harapan dan permintaan untuk tempat yang layak bagi dialog dan pengambilan keputusan strategis yang menyangkut masa depan Palestina. Dukungan dari komunitas global diperhitungkan untuk mempercepat proses perdamaian dan pengakuan hak-hak rakyat Palestina.
Perkembangan terbaru dari aksi ini pun menunjukkan bahwa solidaritas masyarakat Indonesia terus berlangsung, dan menjadi bagian dari gerakan global yang lebih besar. Kesadaran akan pentingnya isu Palestina memasuki fase baru, di mana keterlibatan masyarakat dapat menciptakan dampak yang lebih besar dalam upaya mencapai keadilan dan kemanusiaan di kawasan tersebut.
Dari aksi ini, diharapkan akan muncul langkah-langkah konkret yang mampu mendorong perubahan positif bagi rakyat Palestina dan memberikan inspirasi bagi perjuangan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Source: news.okezone.com





