Korlantas Gandeng Propam Polri untuk Cegah Pelanggaran dan Perilaku Hedon

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, bekerja sama dengan Divisi Propam Polri, meluncurkan program pembinaan etika profesi untuk mencegah pelanggaran di kalangan personel. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta menanggulangi perilaku hedonisme yang dianggap merugikan citra institusi kepolisian. Kombes I Made Agus Prasatya, Kabag Renmin Korlantas Polri, mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari transformasi Polri menuju sebuah lembaga yang lebih profesional dan transparan.

Dalam kegiatan tersebut, Made Agus menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap anggota. "Kami berterima kasih karena kegiatan ini sejalan dengan upaya transformasi Polri. Hasil kegiatan akan kami laporkan ke Posko Presisi," ujarnya. Implementasi kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat disiplin dan integritas anggota kepolisian dalam menjalankan tugas mereka.

Pembinaan Etika Profesi dan Pengawasan

Sementara itu, Kombes Armaini, Sesrowabprof Divpropam Polri, menambahkan bahwa pembinaan etika profesi bukan hanya aspek formal, tetapi juga mencakup masalah perilaku anggota yang lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Armaini menekankan pentingnya pengawasan berjenjang dari pimpinan terhadap anggotanya. “Tentu perlu adanya pengawasan melekat dari pimpinan secara berjenjang. Program dan kegiatan pengawasan ini sudah disiapkan,” jelasnya.

Dalam rangka memperkuat disiplin, Divpropam Polri akan terus menekankan aturan kedisiplinan, kode etik, serta petunjuk dan arahan yang jelas. Evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan ini rencananya akan dilakukan setiap tiga bulan untuk memastikan hiệu quả yang berkelanjutan.

Pengawasan dan Evaluasi Rutin

Sebagai bagian dari upaya pencegahan pelanggaran, dilakukan analisa dan evaluasi setiap minggu. Hasil dari kegiatan ini akan dijadikan bahan sosialisasi dan juga menjadi panduan untuk memahami serta menerapkan kode etik yang berlaku. “Hasil analisa mingguan ini sangat penting sebagai upaya preventif dan edukatif dalam menjaga integritas organisasi,” tutup Armaini.

Kendalanya, kehadiran memperkuat pengawasan ini membuat harapan untuk meminimalisir perilaku hedon di kalangan anggota Polri semakin besar. Langkah ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang sering muncul dalam pelayanan publik. Komitmen yang ditunjukkan oleh Korlantas dan Propam Polri menjadi sinyal positif bahwa institusi kepolisian berusaha untuk tetap bersih dari praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Langkah Strategis Menuju Polri yang Baik

Inisiatif ini merupakan bagian dari langkah strategis yang lebih besar dalam upaya mewujudkan Polri yang berintegritas dan dekat dengan masyarakat. Melalui pembinaan etika profesi dan pengawasan yang ketat, diharapkan setiap anggota Polri dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai kejujuran dan pelayanan publik yang baik.

Penting untuk dicatat bahwa reformasi di dalam institusi Polri bukan hanya sekadar perubahan struktural, tetapi juga perubahan budaya. Oleh karena itu, diharapkan kegiatan seperti ini bisa mendukung transformasi lebih lanjut guna menciptakan polisi yang lebih akuntabel dan bertanggung jawab dalam tugasnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan bisa memperbaiki hubungan antara anggota Polri dan masyarakat serta membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Kedepannya, seluruh pengawasan dan evaluasi yang dilakukan harus diperkuat dengan kolaborasi yang baik antar divisi di Polri sehingga transformasi yang diharapkan dapat tercapai secara efektif.

Source: news.okezone.com

Exit mobile version