Di balik sosok Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dikenal tegas dan berprestasi, terdapat sisi lain yang mungkin tak banyak diketahui publik. Dalam sebuah momen sederhana, Purbaya mengungkapkan betapa ia merupakan pria yang patuh terhadap istrinya, Ida Yulidina. Hal ini terungkap saat keduanya menonton film “Pengin Hijrah” bersama, yang menjadi ajang bagi Purbaya untuk berbagi kedekatan emosional dengan istrinya.
Purbaya, yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola keuangan negara, tetap memprioritaskan kehidupan keluarganya. Dalam kesempatan tersebut, ia terlihat akrab dengan Ida, mengenakan outfit sederhana; jaket kulit hitam dan kaus polo merah, sementara Ida tampil dengan kemeja batik. Saat menonton film, keduanya berbagi tawa dan perasaan nostalgia.
Ida Yulidina bercerita tentang perjalanan spiritualnya, termasuk keinginannya untuk menggunakan hijab. Purbaya dengan mendukung mendoakan dan berharap bahwa ia pun suatu hari akan mengenakan hijab. “Kamu nanti juga akan menggunakan hijab,” ucap Purbaya seraya tersenyum. Ini menunjukkan keterikatan emosional yang kuat antara pasangan tersebut.
Purbaya mengaku bahwa mendengarkan masukan dari istrinya merupakan hal yang sangat penting baginya. Dalam wawancara, ia menyebut, “Saya itu termasuk pria yang patuh sama istri, kalau dia kasih masukan atau berbicara kepada saya tentu saya akan mendengarkan.” Ungkapan tersebut mencerminkan prinsip Purbaya dalam menjalin hubungan yang saling menghargai, terutama dalam konteks pernikahan.
Lebih dari sekadar patuh, Purbaya menegaskan bahwa Ida adalah pondasi dalam hidupnya yang memberikan dukungan moral dan emosional. “Mana berani saya lawan istri,” selorohnya, memperlihatkan sisi humoris dari seorang menteri yang dihadapkan pada berbagai keputusan sulit setiap harinya. Ini memperlihatkan bahwa meskipun ia memiliki posisi penting di pemerintahan, nilai-nilai keluarga tetap diutamakan.
Pengamatan lebih jauh menunjukkan, sikap Purbaya yang patuh kepada istrinya bukan hanya sekadar candaan, tetapi juga mencerminkan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam rumah tangga. Keduanya tampak saling melengkapi, di mana Ida memberikan masukan berharga yang Purbaya selalu terima dengan tangan terbuka.
Di tengah kesibukannya, Purbaya tetap menempatkan kehadiran istrinya sebagai hal yang fundamental. Ini mencerminkan pandangan yang lebih luas tentang peran keluarga dalam kehidupan para pemimpin. Dalam banyak kasus, dukungan dari pasangan menjadi faktor penting dalam menentukan kesuksesan seseorang.
Sementara itu, Purbaya Yudhi Sadewa terus berupaya untuk membenahi keuangan negara. Namun, ia tidak melupakan bahwa dukungan dari sang istri adalah salah satu elemen yang membantunya dalam menjalani tugas tersebut. Pernyataan-pernyataan yang ia buat, baik di hadapan media maupun dalam interaksi sosial, menunjukkan bahwa kehidupan pribadi dan profesionalnya saling berhubungan.
Dengan semangat kerja keras dan sikapnya yang patuh kepada istri, Purbaya menegaskan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari jabatan atau prestasi semata, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga hubungan keluarga dan saling menghargai satu sama lain. Sisi lain ini, sebagai contoh, memberikan inspirasi bagi banyak pasangan, terutama di kalangan profesional yang sering kali terjebak dalam tanggung jawab pekerjaan.
Purbaya Yudhi Sadewa dan Ida Yulidina, dengan kehangatan cinta dan saling dukung, mengingatkan kita bahwa di balik posisi tinggi, tetap ada kebutuhan akan hubungan yang harmonis dan saling mendukung dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Keduanya menunjukkan bahwa keberhasilan sejati adalah ketika kehidupan pribadi dan profesional dapat berjalan seimbang, saling mendukung dan menguatkan.
Source: www.beritasatu.com
