Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berhasil memimpin misi dagang dan investasi antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Tengah, yang berlangsung di Best Western Plus Coco, Kota Palu, pada 18 Oktober 2023. Kegiatan ini mencatatkan total transaksi final mencapai Rp 1,542 triliun, pengalaman yang jauh lebih baik dibandingkan misi dagang sebelumnya yang mencatatkan transaksi sebesar Rp 104,92 miliar hanya 14 bulan lalu. Peningkatan tersebut menunjukkan sinergi yang kuat antara kedua provinsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Alhamdulillah, total transaksi mencapai Rp 1,542 triliun lebih. Jatim menjual Rp 1,297 triliun lebih dan membeli dari Sulteng senilai Rp 245,09 miliar,” ungkap Khofifah. Ia menambahkan bahwa prestasi ini menjadi titik awal untuk memperkuat kemitraan di berbagai sektor.
Misi dagang ini adalah yang kesembilan di tahun 2023 dan ke-45 di bawah kepemimpinan Khofifah. Dalam misi ini, komoditas unggulan dari Jawa Timur menjadi primadona, seperti bahan bangunan, benih tanaman hortikultura, dan produk pangan seperti susu serta berbagai olahan daging. Dari sisi pembelian, para pelaku usaha Jawa Timur tertarik membeli komoditas unggulan dari Sulawesi Tengah, termasuk kopi Arabika, ikan tuna, dan kelapa bulat.
Berdasarkan data perdagangan antar wilayah pada tahun 2022, nilai total perdagangan Jawa Timur dengan Sulawesi Tengah mencapai Rp 4,693 triliun. Dengan nilai ekspor sebesar Rp 3,336 triliun dan import Rp 1,357 triliun, neraca perdagangan menunjukkan surplus sebesar Rp 1,978 triliun. Lima komoditas utama penjualan Jatim ke Sulteng, seperti motor dan generator, serta tembakau, menyumbang hampir 80% dari total ekspor.
Gubernur Khofifah juga menekankan pentingnya perjanjian kerja sama antar perangkat daerah untuk memperkuat hubungan kedua provinsi. Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan potensi Desa Devisa yang ada di Jawa Timur, yang berjumlah 293 desa. Melalui kerja sama ini, desa-desa tersebut akan mendapatkan akses modal dan pembinaan.
Sulteng juga memiliki potensi besar, terutama dalam pengembangan tenun dan songket, yang dapat menjadi komoditas unggulan di pasar, serta dukungan dalam penguatan perhutanan sosial yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Menariknya, Durian Musang King dari Sulteng yang sudah menembus pasar ekspor juga disebut sebagai peluang yang menjanjikan.
Dalam pertemuan ini, Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, juga menunjukkan optimisme terhadap potensi kerjasama. Dia menghargai inisiatif misi dagang ini dan percaya bahwa kedua provinsi akan mendapatkan keuntungan dari kemitraan yang terjalin. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari kedua provinsi, menandakan langkah konkrit untuk mengembangkan sinergi dan kolaborasi antar daerah.
Melalui kegiatan ini, tidak hanya transaksi bisnis yang diharapkan, tetapi juga penguatan hubungan jangka panjang antara Jatim dan Sulteng. Gubernur Khofifah berharap agar misi dagang serupa dapat dilakukan di masa depan, dengan harapan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di kedua daerah.
Secara keseluruhan, misi dagang dan investasi ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya kolaborasi antarprovinsi dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekonomi nasional. Kerjasama erat antara pelaku usaha dan pemerintah diharapkan mampu membawa dampak berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi kedua wilayah.
Source: mediaindonesia.com
