Hasil Survei: Mentan Andi Amran Terpilih Jadi Menteri Kinerja Terbaik Nomor 2

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berhasil mencatatkan prestasi gemilang dalam survei yang dilakukan oleh Strategic and Political Insight Network (SPIN), di mana ia menempati urutan kedua sebagai menteri berkinerja terbaik di Kabinet Merah Putih dengan tingkat apresiasi publik sebesar 67,3%. Hasil ini hanya terpaut tipis dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’thi, yang menempati posisi teratas dengan nilai 67,5%. Survei ini menunjukkan betapa signifikan kinerja Amran dalam menjalankan program-program pertanian yang berdampak langsung pada masyarakat.

Direktur Eksekutif SPIN, Mawardin Sidik, menjelaskan bahwa klaster menteri berkinerja tinggi diisi oleh mereka yang berhasil menjalankan program prioritas dengan cara yang komunikatif dan nyata. Capaian yang dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama dalam pelayanan publik, menjadi indikator utama dari keberhasilan tersebut. Posisi Amran menunjukkan konsistensi kebijakan Kementerian Pertanian dalam menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Kepercayaan publik terhadap sektor pertanian terlihat dalam survei media nasional pada Oktober 2025, yang mencatat 71,5% masyarakat menyatakan puas terhadap kinerja Kementerian Pertanian. Kebijakan pangan pemerintah dinilai efektif dan langsung dirasakan oleh masyarakat. Responden mengindikasikan kepuasan terhadap capaian yang diberikan kementerian melalui berbagai inisiatif dalam pengelolaan sektor pangan.

Dari sisi data, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 mencapai angka 124,36, tertinggi dalam lima tahun terakhir, yang menunjukkan peningkatan daya beli dan kesejahteraan petani. Selain itu, stok beras nasional mencapai 4,2 juta ton, tertinggi sejak Bulog berdiri. Hal ini turut berkontribusi pada deflasi beras sebesar 0,13% pada bulan yang sama, menjadi yang pertama kali terjadi dalam lima tahun terakhir.

Produksi beras Indonesia juga menunjukkan lonjakan signifikan. BPS memperkirakan produksi beras dari Januari hingga November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62% dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi lembaga internasional seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan United States Department of Agriculture (USDA) juga mencerminkan optimisme, dengan prediksi produksi beras mencapai 34,6 juta ton dan 35,6 juta ton untuk tahun ini.

Tren positif ini mendapat perhatian dari akademisi, di mana Lilik Sutiarso, seorang Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, menyatakan bahwa pencapaian ini mendekatkan Indonesia ke target swasembada pangan 2025. Menurutnya, peningkatan produktivitas dan dukungan infrastruktur yang merata sudah menjadi landasan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Menanggapi hasil survei dan capaian tersebut, Amran menegaskan bahwa swasembada pangan bukanlah sekadar cita-cita, tetapi target realistis yang dapat dicapai pada akhir 2025. Ia menambahkan, “Insya Allah, tahun ini kita capai swasembada pangan. Tidak ada lagi impor beras. Negara hadir untuk petani.” Dalam pernyataan tersebut, Amran juga menandaskan pentingnya menaikkan harga pokok produksi gabah dan memastikan penyaluran pupuk subsidi 100% kepada para petani.

Dukungan kebijakan yang terukur dan peningkatan produksi yang berkelanjutan, serta kepercayaan publik yang tinggi, menunjukkan bahwa Indonesia kini berada di ambang sejarah baru dalam mencapai swasembada pangan pada 2025. Hal ini menegaskan kedaulatan pangan sebagai pilar kesejahteraan nasional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan pencapaian tersebut, Andi Amran Sulaiman diakui sebagai sosok pemimpin yang komitmen dalam pengembangan pertanian di Indonesia sambil menjaga kesejahteraan petani.

Source: nasional.sindonews.com

Exit mobile version