Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil meraih peringkat pertama dalam Indeks Ketahanan Pangan (IKP) nasional untuk tahun 2025 yang dirilis oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari upaya Kalsel dalam menjaga ketersediaan, distribusi, dan keamanan pangan di wilayahnya. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, menekankan pentingnya prestasi ini, yang sekaligus menunjukkan kemampuan daerah tersebut sebagai penyangga pangan nasional.
Data Indeks Ketahanan Pangan
Indeks Ketahanan Pangan dinilai berdasarkan beberapa indikator kunci, seperti ketersediaan, keragaman pangan, distribusi, dan keamanan pangan. Kalsel menunjukkan komitmen yang kuat dalam setiap aspek tersebut. Provinsi ini tercatat memiliki surplus produksi beras dan menjadi salah satu pemasok utama bahan pangan bagi provinsi lain, bahkan beras jenis siam dari Kalsel telah diekspor ke Pulau Jawa.
Produksi Pangan yang Meningkat
Produksi beras Kalsel diproyeksikan meningkat dari 800.000 ton pada 2023 menjadi 1,026 juta ton pada 2024, dengan tujuan mencapai 1,1 juta ton pada 2025. Selain beras, produksi jagung juga mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Program Gerakan Pangan Murah yang digulirkan bertujuan tidak hanya untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasaran.
Peran Sinergi Antara Pihak Terkait
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sinergi antara Pemerintah Provinsi Kalsel, Perum Bulog, serta TNI-Polri. Kolaborasi ini dianggap sebagai kunci utama untuk menciptakan kemandirian pangan di daerah. Aparat keamanan turut berperan aktif dalam kegiatan penanaman dan pemanenan, memberikan dukungan secara langsung kepada petani.
Pemanfaatan Lahan Basah untuk Ketahanan Pangan
Salah satu langkah inovatif yang dilakukan adalah pemanfaatan lahan basah untuk penanaman jagung. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi terhadap Polda Kalsel yang memanfaatkan lahan rawa menjadi lahan produktif. Pada kuartal IV tahun ini, Polda Kalsel berhasil menanam jagung di lahan seluas 16 hektare sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional. Rencana penanaman ini bukan hanya untuk meningkatkan hasil panen, tetapi juga untuk mengoptimalkan potensi lahan yang kurang produktif.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Selain potensi yang besar, Kalsel juga menghadapi tantangan, seperti permasalahan intrusi air laut yang dapat memengaruhi hasil pertanian. Meskipun demikian, Gubernur Kalsel, Muhidin, menegaskan bahwa wilayahnya telah berhasil mengubah lahan rawa menjadi lahan produktif. Pemerintah provinsi juga siap menyediakan alat seperti Corn Combine untuk mendukung proses panen jagung.
Keberhasilan Kalsel dalam meraih peringkat tertinggi IKP menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Selain menyediakan pangan yang cukup, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di Kalsel menunjukkan komitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Di tengah upaya ini, harapan agar Kalsel tetap menjadi acuan bagi daerah lain dalam pengelolaan sumber daya pangan terus diupayakan.
Inovasi Berlanjut
Kedepan, Kalsel akan terus menerus melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan produksi pangan, termasuk penelitian yang dilakukan oleh pihak universitas setempat terkait pemanfaatan bahan baku lokal menjadi biomassa teraktivasi. Langkah ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan program ketahanan pangan yang lebih luas dan efektif.
Dengan pencapaian ini, Kalsel menunjukkan bahwa kemandirian pangan adalah hal yang mungkin dicapai dengan kerja sama, inovasi, dan dedikasi dari semua pihak.
Source: mediaindonesia.com
