Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, baru-baru ini ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Keputusan Presiden. Penunjukan ini merupakan langkah strategis dalam upaya pemerintah untuk memastikan program pemberian makanan bergizi dapat berjalan efektif dan melibatkan banyak pihak. Dalam keterangannya, Zulhas menyebutkan bahwa ia menerima keputusan tersebut sekitar lima hari lalu dan siap untuk melaksanakan tugasnya.
Sebagai ketua tim, salah satu tanggung jawab utama Zulhas adalah menjalin koordinasi antarlembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG. Dia menjelaskan bahwa struktur pelaksanaan program ini melibatkan beberapa kementerian dan lembaga lintas sektor, yang ditujukan untuk memastikan kelancaran dari tingkat pusat hingga daerah. "Saya baru terima Keppres untuk melakukan koordinasi antarinstansi pemerintahan pusat sampai daerah," ujarnya pada event Town Hall Meeting di Kemenko Pangan.
Pembagian Tugas dan Pengawasan Lintas Sektor
Dalam pelaksanaan program, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri memainkan peran penting dalam pengawasan di tingkat daerah. Menurut Zulhas, pengawasan ini mencakup berbagai entitas pemerintahan lokal seperti gubernur, bupati, wali kota, camat, hingga tingkat desa. "Pengawasan tentu nanti yang punya kaki sampai ke desa. Ini akan melibatkan puskesmas dan Dinas Kesehatan yang akan menjadi ujung tombak," lanjutnya.
Zulhas juga menekankan pentingnya evaluasi yang dilakukan secara berkala oleh puskesmas dan Dinas Kesehatan. Evaluasi ini, menurutnya, akan dipimpin oleh Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab utama di lapangan. "Tata kelola pelaksanaan program ini harus diperbaiki untuk mencapai tujuan yang diharapkan," ungkapnya.
Target Program MBG
Di tengah upaya untuk membuat program MBG berjalan optimal, Zulhas menargetkan bahwa pada Maret 2026, program ini akan menjangkau sekitar 82,9 juta penerima manfaat. Ini adalah upaya besar yang diambil untuk memastikan bahwa masyarakat, khususnya yang berada dalam kondisi rentan, dapat memperoleh akses terhadap makanan bergizi. Target ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia.
Implementasi dan Tantangan
Walaupun Indonesia memiliki potensi besar dalam ketahanan pangan, tantangan tetap ada, terutama dalam hal distribusi dan aksesibilitas makanan bergizi. Keterlibatan berbagai kementerian dan lembaga diharapkan dapat mengatasi kendala ini. "Kita harus memastikan bahwa setiap orang, terutama anak-anak dan ibu hamil, mendapatkan makanan yang tepat dan bergizi," tambah Zulhas.
Dengan adanya struktur pengawasan yang lebih ketat dan kolaborasi antarinstansi, diharapkan program MBG dapat mencapai targetnya dengan efektif. Akan tetapi, hal ini juga menuntut partisipasi aktif dari pemerintah daerah hingga ke masyarakat untuk mendukung keberhasilan program ini.
Peran Masyarakat
Keterlibatan masyarakat juga menjadi aspek penting dalam program MBG. Melalui pendekatan yang berbasis komunitas, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program ini. Campur tangan masyarakat diharapkan dapat mempermudah pengawasan dan distribusi, sehingga manfaat dari program dapat dirasakan secara merata.
Zulhas berharap bahwa semua pihak dapat bersama-sama mengevaluasi dan meningkatkan kualitas program ini agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Dia menekankan pentingnya sinergi antarinstansi, yang menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program MBG.
Melalui peluncuran program Makan Bergizi Gratis, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam mengatasi masalah gizi buruk di tanah air. Dengan koordinasi yang baik dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan masalah ini dapat ditangani secara berkelanjutan dan menyeluruh.
Source: www.inews.id





