Cak Imin Dorong Transformasi Total Dunia Pesantren untuk Era Modern

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, menggarisbawahi pentingnya transformasi total dalam dunia pesantren saat menghadiri Forum Multaqo Santri Nasional. Acara ini dilakukan dalam rangka memperingati dua abad berdirinya Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas di Jombang pada Sabtu lalu. Cak Imin menjelaskan bahwa peringatan tersebut bukan hanya sekedar merayakan sejarah, tetapi juga menunjukkan arah baru bagi perkembangan pesantren ke depannya.

Dalam forum tersebut, Cak Imin menekankan pentingnya integrasi berbagai tema seperti teknologi, psikologi, serta pendekatan komprehensif dalam pendidikan pesantren. “Semua isu dan tema yang diangkat dalam Multaqo Santri harus kita lanjutkan, kita matangkan secara konseptual, diuji secara ilmiah, lalu kita praktikkan. Itu sudah pasti benar. Inilah yang disebut transformasi pesantren,” ungkap Cak Imin.

Dia menyatakan bahwa keberhasilan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dalam bertahan dan berkembang selama dua abad ini tak lepas dari konsistensi serta komitmen terhadap ilmu pengetahuan. Menurutnya, pesantren harus terus beradaptasi dengan evolusi zaman, namun tetap menjaga jati diri keilmuan dan spiritualitasnya. “Pesantren bisa tetap ada dan konsisten hingga hari ini karena terus istikamah terhadap ilmu,” tambahnya.

Cak Imin juga menyoroti relevansi transformasi pesantren di tengah tantangan besar yang dihadapi bangsa ini. Berbagai isu sosial, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang sedang mengalami disrupsi memerlukan pembenahan menyeluruh. “Kaum santri harus hadir dan menjadi bagian dari gelombang perubahan yang tidak bisa dielakkan,” tegasnya.

Dalam konteks ini, transformasi pesantren diharapkan tidak hanya menjadi solusi untuk masalah yang ada, tetapi juga menjadi pemimpin dalam perubahan tersebut. Cak Imin menekankan bahwa pesantren harus mengambil peran aktif dalam menjawab tantangan zaman. “Pesantren harus melakukan transformasi total dalam seluruh aspek agar bisa mengendalikan keadaan, memimpin keadaan, mengubah keadaan, dan menyiapkan generasi unggul menghadapi tantangan yang ada,” jelasnya.

Optimisme Cak Imin terhadap masa depan dunia pesantren cukup besar. Dia berharap bahwa Bahrul Ulum yang telah berusia dua abad ini akan menjadi pelopor dalam pengembangan generasi penerus, khususnya di kalangan santri. “Hal ini menjadi tonggak penting. Insyaallah, memasuki tahun ke-300, Bahrul Ulum akan semakin maju dan relevan dengan perkembangan zaman,” katanya.

Adanya inisiatif pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren yang diusulkan oleh Presiden Prabowo juga dianggap sebagai langkah bersejarah untuk meningkatkan pendidikan pesantren. Ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap pengembangan dunia pesantren yang selama ini telah berkontribusi besar dalam pembentukan karakter dan keahlian generasi muda.

Transformasi dunia pesantren, sebagaimana diusung Cak Imin, tidak sekadar mengubah kurikulum pendidikan, tetapi juga memperkuat sinergi antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Dengan begitu, pengembangan pesantren tidak hanya dapat bersaing di era modern ini, tetapi juga mampu menjadikan santrinya memiliki kompetensi yang relevan dan unggul di berbagai bidang.

Keberhasilan proses ini akan sangat bergantung pada keterlibatan semua pihak, termasuk alumni, masyarakat, dan pemerintah. Sebagai langkah konkret, Cak Imin berharap adanya dukungan nyata dalam bentuk kebijakan yang memudahkan akses pendidikan dan teknologi bagi pesantren.

Melalui berbagai diskusi dan forum seperti Multaqo Santri Nasional ini, diharapkan dunia pesantren akan terus bertransformasi, bukan hanya dalam hal pendidikan, tetapi juga dalam menjaga nilai-nilai keislaman yang adaptif dan inovatif. Harapannya, pesantren dapat terus mencetak generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki akhlak yang baik serta siap menghadapi tantangan global.

Source: nasional.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button