Hujan lebat yang melanda wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir menyebabkan dampak serius, seperti banjir dan longsor. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa banjir terjadi di berbagai area, termasuk Kota Bandung dan beberapa kabupaten di Jawa Timur serta Jawa Tengah. Menghadapi keadaan ini, BNPB menegaskan bahwa mereka terus melakukan operasi modifikasi cuaca untuk meredistribusi curah hujan yang tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan bahwa banjir di Jawa Timur telah mereda, tetapi melanda sejumlah daerah seperti Kabupaten Lumajang dan Jember. Di Kabupaten Jember, air mulai surut pada hari Senin, 27 Oktober. Sementara di Kota Bandung, banjir juga berdampak pada 73 rumah di Kelurahan Cibadak. “Hujan tinggi ini juga menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kabupaten Bandung Barat, yang mengakibatkan sepuluh keluarga harus mengungsi,” ungkap Aam, sapaan akrab Abdul Muhari.
Di Kabupaten Bandung Barat, longsor yang terjadi di Kecamatan Lembang dan Cipongkor menyebabkan dampak yang signifikan. Selain itu, insiden longsor di Desa Cigenah mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa. Pemerintah daerah telah merespons dengan menyalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak.
Di Jawa Tengah, banjir melanda daerah-daerah seperti Kabupaten Grobogan, Demak, dan Kota Semarang. Di Semarang, air masih menggenangi 14 titik dengan kedalaman antara 10 hingga 120 sentimeter. Saat ini, BPBD Kota Semarang sedang melakukan evakuasi serta membuka dapur umum untuk membantu warga yang terjebak oleh genangan air. Di Kabupaten Demak, sebanyak 11 desa terpaksa berjuang melawan banjir yang telah menggenangi sejumlah fasilitas umum dan lahan pertanian.
BNPB masih melaksanakan operasi modifikasi cuaca di kedua provinsi tersebut. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi curah hujan di wilayah-wilayah terkena dampak. “Kami diperkirakan akan memperpanjang operasi modifikasi cuaca ini di Jawa Barat, karena prakiraan cuaca menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat,” kata Aam.
Melalui operasi ini, BNPB telah melaksanakan sembilan sorti penyemaian, menggunakan 5 ton natrium klorida dan 4 ton kalsium oksida, dengan total jam terbang sekitar 16 jam lebih. “Di Jawa Tengah, operasi ini juga bertujuan untuk mempercepat pengeringan di daerah yang masih tergenang,” tambah Aam.
Menyikapi situasi ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berisiko terjadi. Masyarakat disarankan untuk selalu memantau informasi dari otoritas terpercaya, termasuk BNPB dan BMKG, serta menyiapkan tas siaga bencana sebagai langkah antisipasi.
Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk memahami risiko cuaca yang berubah-ubah dan mengambil tindakan preventif guna menjaga keselamatan diri dan keluarga. Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dengan lebih baik dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrim ini.
Source: news.okezone.com
