Banjir Ciliwung Surut, 9 RT di Bidara Cina dan Kampung Melayu Masih Tergenang

Banjir di Jakarta, khususnya di wilayah Ciliwung, mulai menunjukkan tanda-tanda surut, namun sembilan RT di Kelurahan Bidara Cina dan Kampung Melayu masih tergenang air. Berdasarkan data terbaru dari Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Provinsi DKI Jakarta, M. Yohan, pada Selasa (28/10/2025), ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 75 sentimeter, menyisakan tantangan bagi warga setempat.

Yohan menyampaikan, "Update pukul 12.00 WIB, BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di sembilan RT." Ini menunjukkan bahwa masih ada perjuangan bagi sebagian masyarakat di kawasan tersebut. Wilayah yang paling terdampak adalah Kelurahan Kampung Melayu dengan 4 RT yang terendam hingga 75 cm, sedangkan Kelurahan Bidara Cina memiliki 5 RT dengan ketinggian air antara 10 hingga 30 cm.

Data Terkait Wilayah Terdampak

  1. Kelurahan Bidara Cina: 5 RT dengan ketinggian air 10-30 cm.
  2. Kelurahan Kampung Melayu: 4 RT dengan ketinggian air 75 cm.

Masyarakat di kedua kelurahan ini mengalami kesulitan sehari-hari akibat luapan Sungai Ciliwung yang menjadi penyebab utama banjir. Sementara itu, beberapa wilayah lainnya di Jakarta Timur seperti Kelurahan Balekambang dan Pejaten Timur telah mengalami penurunan genangan, yang menunjukkan adanya perbaikan di beberapa area.

BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memantau situasi di setiap daerah, bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat). Koordinasi ini bertujuan untuk melakukan penyedotan air yang efektif dan memastikan semua saluran berfungsi dengan baik.

"Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat," tambah Yohan menegaskan upaya BPBD untuk membantu mempercepat proses pemulihan. Para petugas juga berkolaborasi dengan para lurah dan camat guna menyiapkan kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak. Ini adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah situasi darurat seperti ini.

Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi genangan air yang dapat muncul kembali. BPBD DKI Jakarta mengimbau agar semua pihak tetap berhati-hati dan mengikuti instruksi resmi. Dalam keadaan darurat, warga diminta untuk menghubungi nomor 112, yang merupakan layanan gratis dan tersedia 24 jam.

Banjir di Jakarta kerap menjadi permasalahan yang kompleks, mengingat kondisi geografis dan infrastruktur yang ada. Oleh karena itu, terus menerus dilakukan evaluasi untuk meningkatkan sistem pengelolaan air hujan dan infrastruktur drainase. Diharapkan, dengan tindakan preventif dan respons yang cepat, efek jangka panjang dari bencana ini dapat diminimalkan.

Sebelumnya, banjir ini memang telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat, mulai dari kerusakan rumah hingga kehilangan barang berharga. Namun, dengan adanya mobilisasi cepat dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi banjir, diharapkan situasi ini dapat dikelola dengan lebih baik di masa depan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan relawan, sangat dibutuhkan untuk membantu slachtoffers banjir. Upaya kolaboratif ini dapat meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap banjir yang akan datang. Penanganan bencana yang efektif bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga menyangkut pemberdayaan masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan yang ada.

Source: news.okezone.com

Berita Terkait

Back to top button