PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang berupaya keras menyelesaikan normalisasi jalur rel kereta yang terendam banjir. Saat ini, proses perbaikan diharapkan rampung hari ini, 1 November 2025, sehingga kereta dapat melintas dengan kecepatan 60 km per jam. Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menginformasikan bahwa selama tiga hari terakhir, tim teknis telah bekerja tanpa henti untuk memperkuat jalur rel dengan pengeceran batu ballast.
“Kita upayakan normalisasi rel di jalur Tawang-Alastua bisa selesai hari ini, dan pada Sabtu kereta bisa lewat dengan kecepatan 60 km per jam,” ungkap Franoto. Langkah ini penting untuk memastikan kelancaran operasional kereta api di area yang sebelumnya terendam air.
Tidak hanya itu, upaya perbaikan juga mencakup peninggian rel di perlintasan sebidang JPL 05 Km 2+7/8 Jalan Kaligawe Raya. Peninggian ini dilakukan sekitar 30 cm melalui metode pembongkaran perlintasan, penambahan batu ballast, dan pengaspalan. Tujuan dari peninggian rel ini adalah untuk mengurangi risiko genangan air yang sering mengganggu perjalanan kereta, serta untuk mempersiapkan angkutan Nataru 2025/26 dan Lebaran 2026 yang akan datang.
“Dengan meningkatkan ketinggian rel, kami memastikan jalur tetap optimal, terutama di titik padat kendaraan seperti Jalan Kaligawe. Ini penting agar operasional kereta api tidak terhambat oleh genangan air,” tambahnya. Untuk menjaga keselamatan, pihak KAI mengimbau masyarakat untuk menghindari perlintasan sementara dan menggunakan jalur alternatif guna mengurangi kemacetan yang mungkin terjadi selama proses perbaikan.
Sementara itu, pihak KAI Daop 4 Semarang juga telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk kepolisian dan Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas di area yang terdampak. Secara keseluruhan, genangan air di jalur Semarang Tawang–Alastua kini sudah mulai surut, memberikan kesempatan yang lebih baik untuk penyelesaian pekerjaan.
Sebagai bagian dari upaya pemulihan, hari ini ditargetkan akan ditambahkan batu ballast sebanyak 15 gerbong, setara dengan 234 meter kubik. Hal ini diharapkan dapat memperkuat fondasi rel dan memastikan stabilitasnya saat kereta mulai beroperasi kembali dengan kecepatan normal.
Banjir yang melanda beberapa wilayah di Semarang telah menyebabkan gangguan pada berbagai aktivitas, termasuk perjalanan kereta. Oleh karena itu, perbaikan jalur rel menjadi prioritas utama agar transportasi umum tetap berjalan lancar dan aman. Keberhasilan normalisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama para pengguna layanan transportasi kereta api.
Selama proses ini, warga yang tinggal di sekitar perlintasan diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi instruksi petugas lapangan. Keselamatan adalah prioritas utama, dan kerjasama dari masyarakat sangat diperlukan dalam mengatasi situasi darurat seperti banjir ini.
Dengan adanya langkah-langkah mitigasi yang diambil, diharapkan kereta api di wilayah Semarang akan segera kembali beroperasi secara normal dan aman.





